kabarfaktual.com – Ketegangan di perbatasan Indonesia-Timor Leste kembali memanas setelah seorang warga Nusa Tenggara Timur (NTT), Paulus Oki (69), ditembak oleh pasukan Unidade Patrulhamento Fronteira (UPF) atau Polisi Perbatasan Timor Leste, pada Senin (25/8).

Menyikapi insiden ini, Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil langkah diplomatik tegas demi meredam konflik yang berpotensi meluas dan terus memakan korban sipil.

“Pemerintah tidak boleh menunda. Sengketa batas wilayah ini harus diselesaikan tuntas lewat diplomasi antarnegara. Keselamatan warga perbatasan adalah hal yang tak bisa ditawar,” tegas politisi PKB itu, Kamis (28/8).

Oleh Soleh menyoroti bahwa insiden kekerasan di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste bukanlah yang pertama. Ketegangan kerap terjadi dan menimbulkan keresahan di kalangan warga sipil. Ia menekankan pentingnya komitmen bersama antara kedua negara untuk mempercepat penyelesaian konflik perbatasan secara menyeluruh.

“Masyarakat perbatasan adalah garda terdepan NKRI. Negara wajib hadir baik dengan penguatan pos TNI, maupun melalui koordinasi erat dengan aparat lokal dan diplomasi aktif di tingkat pusat,” ujarnya.

Komisi I, lanjut Soleh, mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) segera menggelar perundingan bilateral dengan pemerintah Timor Leste untuk menghindari konflik lanjutan.

“Hubungan baik dua negara penting, tapi kedaulatan wilayah dan keselamatan warga kita harus jadi prioritas utama.”

Terkait insiden penembakan, Kementerian Luar Negeri RI telah mengambil langkah cepat dengan meminta klarifikasi resmi kepada Kemenlu Timor Leste. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara II Kemenlu, Vahd Nabyl Achmad Mulachela, Rabu (27/8).

“KBRI di Dili telah menyampaikan permintaan klarifikasi kepada Kemlu Timor Leste dan sedang menangani korban yang saat ini dirawat di rumah sakit,” kata Vahd.

Lebih lanjut, Duta Besar RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik, turun langsung ke lapangan, mengunjungi lokasi insiden dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di perbatasan.

Insiden ini kembali menyoroti rentannya keamanan di wilayah perbatasan serta perlunya percepatan penyelesaian konflik tapal batas yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dengan situasi yang terus memanas, publik kini menanti langkah tegas dari pemerintah Indonesia untuk memastikan tak ada lagi warga negara yang menjadi korban di tanah sendiri.