PENGURUS Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Utara, Senin, 25 Januari 2021 kemarin melaksanakan diskusi Islam Washatiyyah dalam rangka hari lahir (harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU) secara daring menggunakan aplikasi zoom. Nampak narasumber dalam diskusi tersebut Prof. M. Ishom Yusqi, Sekretaris Balitbang Kemenag RI, Kamajaya Alkatuuk dan Taufik Pasiak.

Ketua PWNU Sulut, Ulyas Taha mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari harlah yang dilaksanakan pengurus wilayah bersama panitia. “Diskusi Islam washatiyyah ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten dalam ahlinya,” terangnya.

Ia menambahkan, NU sebagai organisasi islam terbesar harus melewati banyak rintangan dan tantangan. Seperti hadirnya Salafi, Wahabi dan HTI. “Mereka merasa terusik dengan konsep NU tentang islam washatiyyah. Dimana cara berpikir warga NU adalah moderat dan menjunjung tinggi nilai toleransi,” jelasnya.

Ulyas juga menjelaskan, NU dibangun pada 3 pilar, fiqrah nahdhiyah, amaliah nahdiyah, haraqah nahdiyah. Moderat dan islam toleran menjadi cara berpikir dari pada pilar dasar NU. “Atas dasar tersebut maka melahirkan konsep moderasi beragama, toleransi umat beragama. Ketika tidak bisa menerima perbedaan, maka itu menjadi intoleran,” tutup pria yang dikenal akrab dengan wartawan ini.(ale/*)