kabarfaktual.com – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno P Marsudi, mendapatkan cibiran dari sejumlah warganet setelah menyampaikan respons terkait kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta pembantaian yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya, Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan yang terus terjadi di Palestina.
Namun, pernyataan Retno tersebut mendapat kritik dari aktivis media sosial Permadi Arya, yang lebih dikenal sebagai Abu Janda. Dalam unggahannya di akun Instagram, Abu Janda mempertanyakan komitmen Menlu Retno dalam menangani isu ketidakadilan.
“Tanpa mengurangi respek terhadap Bu Retno, apakah tidak agak sedikit munafik, bicara soal ketidakadilan di Palestina, sementara di negara kita sendiri masih ada ketidakadilan menimpa umat Kristen minoritas,” tulis Abu Janda, sambil menyoroti penolakan terhadap pembangunan Gereja Kanaan di Pondok Aren sebagai contoh ketidakadilan di dalam negeri.
Pernyataan Abu Janda memicu perdebatan di kalangan netizen. Beberapa warganet menganggap kritik tersebut tidak relevan karena tugas Menteri Luar Negeri memang berkaitan dengan urusan luar negeri, termasuk isu Palestina, sedangkan masalah dalam negeri menjadi ranah Menteri Dalam Negeri.
“Kan tugas Menlu emang ngurusi luar negeri. Carut-marut dalam negeri itu tugas Mendagri. Jadi, seharusnya Mendagri yang kita kritik, bukan Bu Retno,” tulis salah satu warganet.
Senada dengan itu, netizen lain menambahkan, “Hahahah biarkan saja akun-akun yang suka membenturkan Palestina dengan persoalan lain. Kan ada Menag, Mendagri, Polri, Presiden, kenapa malah Bu Retno yang disalahkan? Tugasnya kan urusan luar negeri.”
Sebelumnya, dalam pertemuan tingkat tinggi di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno menyoroti situasi yang terjadi di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza. Retno memperingatkan agar dunia internasional tidak menjadikan konflik ini sebagai hal yang normal dan menegaskan bahwa Dewan Keamanan PBB, terutama para pemegang hak veto, memiliki tanggung jawab untuk menghentikan kekejaman yang dilakukan Israel.
“Jangan sampai yang terjadi di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza menjadi sebuah kenormalan baru. Kita harus menghentikan semuanya ini,” ujar Menlu Retno dilansir dari Antara.
Retno juga menekankan bahwa serangan terhadap Lebanon secara langsung berdampak pada pasukan perdamaian UNIFIL yang dikirimkan dari Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan kontribusi pasukan terbesar, dengan sekitar 1.200 orang yang dikerahkan.
Di tengah kritik tersebut, Retno tetap berfokus pada upayanya di ranah diplomasi internasional, khususnya dalam memperjuangkan keadilan bagi Palestina di forum-forum global.