Ketika karbon ini berbentuk gas, maka amat sangat berbahaya dan menimbulkan berbagai efek negatif. “Sementara kalau padat, tidak menyebabkan efek gas rumah kaca. Pertanian memiliki hal tersebut,” beber Dedi.
Dedi melanjutkan, mitigasi terhadap perubahan iklim harus dilakukan dari hal-hal yang paling kecil. Mulai dari penggunaan pupuk organik, mengurangi penggunaan produk kimiawi, hingga lahan sawah dengan sistem tergenang. Khusus yang terakhir, penggenangan memang perlu untuk memaksimalkan penyerapan unsur hara, meminimalisir gulma atau tanaman pengganggu, tetap tidak dilakukan terus menerus. “Alternate Wetting and Drying atau penggenangan dan pengeringan menjadi solusi yang tepat karena terbukti menekan emisi GRK,” cetus Kabadan Dedi.
Kabadan Dedi berharap program CSA yang digulirkan sejak 2019 lalu menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi EGRK. CSA amat penting di dalam mengatasi perubahan iklim, menakan gas metan, dan tentunya mengakselerasi produktivitas para petani. Karena CSA ini meningkatkan produksi, efisiensi produksi, mitigasi emisi gas rumah kaca.
Tinggalkan Balasan