LOTENG – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat terus memperkuat sektor pertanian. Penguatan infrastruktur dan pengembangan kapasitas SDM petani menjadi prioritas mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini seiring dengan hadirnya Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). SIMURP merupakan modernisasi strategi irigasi dimana salah satu pengelolaannya ada pada Kementerian Pertanian.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Hendro Yulistiono mengatakan, kehadiran program SIMURP memberikan efek yang luar biasa terhadap peningkatan kapasitas petani di daerahnya. Dia lalu mencontohkan program turunan SIMURP bernama Climate Smart Agriculture (CSA).
“Lewat penerapan paket teknologi CSA, diajarkan banyak hal mengenai strategi bertani melalukan jumlah pendekatan ilmiah,” ujar Hendro usai menghadiri Rapat Koordinasi Kegiatan SIMURP di Aula Dinas Pertanian Kabuapten Lombok Tengah, Rabu (10/8/2022).
Hendro memaparkan, paket teknologi CSA SIMURP ini mampu meningkatkan produktivitas hasil panen, khususnya benih unggul, seleksi benih dan perlakuan benih, dan penggunaan pupuk organik. “Kami optimis program SIMURP bisa terus mendongkrak pertanian di Lombok Tengah,” jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Hendro juga menjelaskan kalau membahas tentang hal-hal terkait evaluasi program SIMURP. Di antaranya pembahasan kegiatan pengembangan jejaring kemitraan hubungan pasar atau KEP SIMURP, fasilitasi pengolahan industri rumah tangga hasil pertanian bagi KWT, evaluasi bimtek CSA SIMRUP.
“Dua bahasan lainnya yakni penyusunan RAB KEP dan KWT, serta percepatan penyusunan proposal dan Rencana Bisnis KEP dan KWT,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan pertanian iklim cerdas atau proyek SIMURP CSA memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan pendapatan petani.
“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” jelasnya.
Hal senada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). SYL sapaannya mengatakan kegiatan CSA selain meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, CSA juga mampu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Menurut Mentan, dengan SIMURP diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dengan penggunaan udara yang efisien serta tanpa bergantung pada kondisi iklim yang berubah.
“Tidak hanya menyasar masalah teknis pembudidayaan tanaman pangan, hadirnya SIMURP juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP,” pungkas Mentan SYL. (NF)