Inovasi Kopi Jamu Karya Petani Milenial Kementan Mejeng di Jogja Coffee Week

YOGYAKARTA – Jogja Coffee Week 2022 telah resmi dibuka. ratusan penggiat usaha kopi turut andil memeriahkan gelaran tahunan tersebut, tidak ada UKM Kewirausahan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang.

Membuat stand milik Kementerian Pertanian (Kementan), mereka membawakan produk andalannya yaitu racikan kopi jamu. Tampil beda menjadikan stand Kementan ramai pengunjung. Mereka penasaran dengan minuman kopi yang dipadukan dengan berbagai rempah-rempah.

“Menu andalan yang disajikan yaitu Bitter sweet dan Sujuyu, racikan minuman berbahan dasar kopi dan teh yang dicampur dengan berbagai rempah seperti kayu manis, cengkeh, rosemarry, dan tanaman herbal lainnya,” jelas Hasan, Barista sekaligus Mahasiswa Aktif Polbangtan YoMa.

Selain meramaikan stand pameran, Kementan juga turut mengisi talk show. Lewat Idha Widi Arsanti, selaku Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Kementan menambahkan bahwa dukungan sangat mendukung pengembangan agroindustri kopi di Indonesia.

“Usaha kopi belakangan ini sangat marak dan identik dengan milenial. Melalui berbagai program, seperti PWMP, Petani Milenial, YESS kami siap mendukung dan mendampingi pengembangan iklim bisnis kopi ini,” tuturnya.

Baca Juga:   Tangkap Mafia Pupuk! Dukung Swasembada Pangan

Arsanti juga berpesan kepada milenial, agar selalu beradaptasi dan menghadapi persaingan bisnis yang tidak mudah.

“Bukan hanya bertahan, tapi perlu inovasi dan daya adaptasi tinggi untuk bisa unggul dalam persaingan bisnis kopi yang cukup ketat ini,” pungkasnya.

Hal senada diterangkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, yang menyatakan bahwa petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir, “Dari mengolah lahan sampai kemasan, bahkan penjualan. Hal ini akan menjadi nilai lebih buat petani,” ujar Dedi dalam keterangannya .

Kopi merupakan salah satu andalan Pertanian Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam siaran pers dijelaskan luas areal kopi nasional pada 2021 mencapai 1,26 juta hektare yang terdiri dari luas kopi Perkebunan Rakyat (PR) seluas 1,23 juta hektare atau 98 persen, dan Perkebunan Besar (PB) seluas 0,03 juta hektare atau 2 persen. Ini merupakan potensi besar yang harus terus dijaga dan dikembangkan.

“Saat ini produksi kopi kita ketiga terbesar di dunia, Produksi kopi yang sebagian besar diekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun. Kita genjot agar nomor 1,” katanya.