“Usaha kopi belakangan ini sangat marak dan identik dengan milenial. Melalui berbagai program, seperti PWMP, Petani Milenial, YESS kami siap mendukung dan mendampingi pengembangan iklim bisnis kopi ini,” tuturnya.

Arsanti juga berpesan kepada milenial, agar selalu beradaptasi dan menghadapi persaingan bisnis yang tidak mudah.

“Bukan hanya bertahan, tapi perlu inovasi dan daya adaptasi tinggi untuk bisa unggul dalam persaingan bisnis kopi yang cukup ketat ini,” pungkasnya.

Hal senada diterangkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, yang menyatakan bahwa petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir, “Dari mengolah lahan sampai kemasan, bahkan penjualan. Hal ini akan menjadi nilai lebih buat petani,” ujar Dedi dalam keterangannya .

Kopi merupakan salah satu andalan Pertanian Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam siaran pers dijelaskan luas areal kopi nasional pada 2021 mencapai 1,26 juta hektare yang terdiri dari luas kopi Perkebunan Rakyat (PR) seluas 1,23 juta hektare atau 98 persen, dan Perkebunan Besar (PB) seluas 0,03 juta hektare atau 2 persen. Ini merupakan potensi besar yang harus terus dijaga dan dikembangkan.