kabarfaktual.com — Sejumlah siswa di SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG) yang disediakan dalam program pemerintah daerah. Dugaan sementara, insiden tersebut dipicu oleh kualitas ayam dalam menu yang tidak layak konsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan Bombana, Darwis, menjelaskan bahwa program MBG baru berjalan selama tiga hari di tiga sekolah dasar dengan total distribusi makanan untuk 1.043 siswa. Ia menyebutkan bahwa ayam yang digunakan dalam menu hari ketiga, yakni ayam kripik, terindikasi sudah dalam kondisi tidak segar.
“Ini hari ketiga, anak-anak ada yang muntah karena busuk itu ayamnya. Maka kami ambil sampelnya, besok saya kirim ke BPOM,” ujar Darwis, Rabu (23/4).
Menurutnya, pendistribusian makanan MBG di tiga sekolah dasar di Kabupaten Bombana ditangani oleh pihak vendor. Namun, ia mempertanyakan proses penanganan dan pengawasan mutu dari pihak penyedia jasa tersebut.
“Ini yang kami beri perhatian kepada pemenang tender ini, kenapa bisa begini prosesnya. Karena mereka rekrut sendiri tenaga gizinya, tenaga pengelolanya, kami tidak ada di situ. Dinas Kesehatan hanya beri sosialisasi standar-standar yang harus dilakukan rekanan,” jelasnya.
Darwis menambahkan, pihaknya telah mengerahkan tenaga kesehatan untuk memantau kondisi siswa terdampak, guna mencegah risiko yang lebih serius.
“Saya perintahkan nakes-nakes saya untuk memonitor di rumah masing-masing anak-anak yang terkena dampak muntah-muntah tadi, siapa tahu ada kemudian berkelanjutan sakitnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bombana, Iptu Yudha Febry Widanarko menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait insiden ini. Namun, tim kepolisian telah diturunkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan awal.
“Kami sudah turunkan anggota ke TKP,” singkat Yudha.
Hingga kini, hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan masih menunggu pemeriksaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah evaluatif agar kejadian serupa tidak terulang.
Tinggalkan Balasan