Mahfud mengatakan bahwa saat ditangkap, Linda mengungkapkan bahwa ada keterlibatan oknum polisi hingga peran Irjen Teddy juga ikut terkuak.

“Ya kalau Anda polisi nangkap seorang perempuan bawa narkoba lalu dia ditahan saja diproses hukum, pengakuannya ditutup bahwa dia bekerja sama dengan Teddy misalnya. Tapi ini, dilakukan oleh Kapolri ungkap tangkap pecat kan begitu,” tuturnya.

Mahfud juga menyinggung jika Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo banyak menuai kritik. Hal ini setelah sekaitan dengan rentetan kasus yang melibatkan anggota Polri.

“Kita maklum ya diskusi publik atau taruhlah kecemasan masyarakat, dan kritik-kritik masyarakat kepada Polri akhir-akhir ini begitu gencar,” tuturnya.

Deretan kasus yang melibatkan anggota Polri membuat citra aparat di hadapan publik pun jadi buruk. Kasus Sambo, Tragedi Kanjururan, hingga terbaru kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa mencoreng nama aparat Polri.

“Karena ditimpa peristiwa beruntun mulai dari kasus Sambo yang paling spektakuler, kemudian disusul kasus Kanjuruhan sepak bola, disusul kasus ini yang terakhir Teddy Jenderal bintang dua ditangkap karena kasus narkoba,” urai Mahfud.