Pertanian Musi Banyuasin Makin Ramah Lingkungan Dengan Program CSA Kementan

CSA
Kepala Bidang Penyuluh Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin, A. Nasir saat menghadiri kegiatan Farm Field day di demplot Kelompok Tani Cahaya Tani, Kabupaten Musi Banyuasin. (sumber: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) beserta jajarannya makin gencar mengkampanyekan pertanian ramah lingkungan melalui berbagai macam program-program aksinya. Salah satu aksi yang tengah dilakukan adalah penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian cerdas iklim atau CSA Program SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman, meningkatkan IP serta pendapatan petani di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa lokasi SIMURP.

Selain itu, teknologi CSA juga mengajarkan petani untuk pintar mengolah lahan pertaniannya ditengah kondisi iklim yang ekstrim. Pertanian ramah lingkungan merupakan pertanian yang menerapkan teknologi serasi dengan lingkungan, produksi tinggi serta menciptakan kelestarian lingkungan dan sumber daya pertanian tetap terjaga, ujar Mentan SYL.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa bahwa pembangunan pertanian tidak boleh berhenti dan bersoal, pertanian harus maju.

Ciri pertanian maju yaitu produktivitas pertanian yang meningkat melalui kualitas produk pertanian yang meningkatkan daya saing di negeri kita sendiri dan selain itu kita juga harus menjaga lingkungan agar terap kondusif, terjaga dan tidak boleh terganggu.

Baca Juga:   Gelar Ngobras Volume 07, Kementan Sosialisasikan Program-Program Andalan

Melalui Program SIMURP dengan teknologi CSA diharapkan dapat mewujudkannya melalui aksi-aksinya. Salah satu aksi yang tengah digencarkan adalah Farmer Field Day (FFD) atau Temu Lapang Petani yang merupakan pertemuan antar petani dengan penyuluh, petani dengan peneliti serta petani dengan stakeholder lainnya untuk saling bertukar informasi guna meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani, ujar Dedi.

Belum lama ini Kabupaten Banyuasin telah melaksanakan FFD yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang petani. Farm Field day dilaksanakan di demplot Kelompok Tani Cahaya Tani Desa Karang Rejo Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin.

Acara diawali dengan panen Bersama. Dalam kesempatan yang diberikan Kepala Bidang Penyuluh Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin, A. Nasir mengatakan bahwa kegiatan FFD merupakan kegiatan penyemangat atau sebagai kegiatan stimulan bagi para petani untuk dapat tetap menjalankan usaha tani dengan prinsip CSA.

Prinsip Pertanian cerdas iklim yang tentunya sangat bermanfaat bagi para petani secara langsung dan bagi lingkungan di seluruh dunia secara tidak langsung.

“Harapan saya, walau tidak difasilitasi lagi, kegiatan ini terus berlangsung bahkan harus lebih massif di seluruh Kecamatan Lalan”, tambahnya.

Baca Juga:   Tarik Minat Generasi Muda di Bidang Pertanian, Kementan Gelar Open Day di Maros Sulsel

Terbukti pada giat FFD di Demplot Kelompok Tani Cahaya Tani Desa Karang Rejo Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin didapatkan hasil demplot setara dengan 5,5 ton/Ha. Pemanenan di Desa Karang Rejo dengan Komoditi Jagung sudah dilakukan dengan CHB sehingga dapat mengurangi kehilangan produksi dan meningkatkan efisiensi.

Di akhir acara, Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Lalan, Widodo meyampaikan bahwa dalam demplot ini difasilitasi pembuatan pupuk organik, pembutan pestisida nabati, benih unggul dan ada sedikit pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia tidak mungkin dihilangkan, namun harus dikurangi dan digantikan dengan pupuk organik yang alat dan bahan pembuatannya ada di sekitar kita, imbuhnya. (MP/NF)