kabarfaktual.com – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kepresidenan perdananya selama hampir satu jam, yang para pakar maknai sebagai ajakan persatuan bagi semua pemangku kepentingan untuk melupakan konsep oposisi/koalisi demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Dalam pidatonya, Prabowo blak-blakan membahas berbagai program utamanya seperti swasembada pangan, energi, program Makan Bergizi Gratis, dan pengentasan kemiskinan. Ia juga menekankan kepedulian terhadap dunia internasional, khususnya Palestina.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza, menjelaskan bahwa Prabowo menekankan pentingnya gotong royong dan persatuan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. “Prabowo menutup pidatonya dengan kesantunan, penghargaan, dan rasa hormat kepada presiden-presiden terdahulu. Narasi gotong royong disampaikan untuk mengajak semua pihak bekerja sama membangun negeri,” jelas Efriza kepada Bisnis, Minggu (20/10/2024).
Efriza juga mencatat bahwa Prabowo sering menggunakan kata “kita” dalam pidatonya sebagai simbol ajakan untuk bersatu. “Kata ‘kita’ mencerminkan kesadaran diri sebagai pemimpin yang mengajak seluruh rakyat, pejabat, dan politisi untuk bersama-sama membangun negeri,” tambahnya.
Senada dengan itu, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, juga melihat bahwa pidato Prabowo lebih menekankan persatuan dalam politik ketimbang memilih oposisi atau koalisi. Menurutnya, Prabowo ingin mengedepankan gotong royong untuk mencapai kedaulatan pangan dan energi yang menjadi prioritas pemerintahannya.
Pidato Prabowo
Setelah dilantik sebagai Presiden di Kompleks Parlemen Senayan pada Minggu (20/10/2024), Prabowo menyampaikan pidato kepresidenan perdananya selama 52 menit, yang didominasi oleh kata ‘Kita’ dan ‘Rakyat’. Berdasarkan perhitungan, kata ‘kita’ disebut sebanyak 69 kali, ‘harus’ 35 kali, dan ‘rakyat’ 23 kali.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia di tengah dinamika dunia tidaklah mudah. “Tantangan, rintangan, hambatan, dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah pergulatan dunia sangat berat,” ujarnya.
Prabowo juga menekankan bahwa seorang pemimpin harus menghadapi tantangan dengan gagah berani, bukan menghindar. “Kita tidak boleh bersikap seperti burung unta yang menyembunyikan kepala saat menghadapi ancaman,” katanya.
Selain itu, Prabowo menegaskan pentingnya swasembada pangan dan energi. Ia meyakini bahwa dalam 4-5 tahun ke depan, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan siap menjadi lumbung pangan dunia. “Kita harus mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyat dan swasembada energi di tengah ketegangan global,” tegasnya.