kabarfaktual.com — Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, akhirnya buka suara terkait gelombang demonstrasi besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya. Dalam acara pertemuan jurnalis Indonesia-Malaysia (ISWAMI) di Jakarta, Selasa (29/7), Anwar menegaskan sikapnya yang tenang dan optimistis terhadap tekanan politik tersebut.
“Saya justru bangga, karena ini kali pertama demonstrasi berlangsung tanpa gangguan aparat keamanan. Ini menandai sebuah pembaruan demokrasi di Malaysia,” ujar Anwar, menyoroti pendekatan pemerintahannya yang memberi ruang luas untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Demonstrasi di Kuala Lumpur pada Sabtu lalu (26/7) diwarnai seruan “Mundur! Mundur! Mundur Anwar!” dari ribuan massa. Meski demikian, Anwar menilai aksi tersebut wajar di tengah situasi ekonomi global yang sulit, terutama soal naiknya biaya hidup.
Namun, ia membantah sejumlah tuduhan yang disuarakan demonstran, khususnya soal pemerintah yang dianggap “menjual negara kepada China”. “Itu bukan masalah ekonomi sebenarnya. Ada juga cerita harga garam naik—saya tidak tahu sumbernya dari mana,” selorohnya.
Menanggapi keluhan masyarakat soal kenaikan biaya bahan pokok dan pengurangan subsidi BBM, Anwar menegaskan bahwa kebijakan tersebut adalah langkah yang harus diambil demi mengatur anggaran negara secara bertanggung jawab. “Subsidi minyak selama ini menyedot anggaran hingga 24,5 miliar ringgit setahun. Saya berani memangkasnya walau itu tidak populer,” katanya.
Ia pun menyindir para pendahulu yang pernah mengumbar janji subsidi terarah tapi tidak berani mengeksekusinya. “Sebelum saya, Mahathir, Najib, Muhyiddin, dan Ismail hanya bicara tanpa berani bertindak,” ungkapnya.
Anwar juga menyoroti fenomena warga asing, seperti dari Singapura, yang memanfaatkan subsidi BBM di Malaysia dengan mengisi bahan bakar secara besar-besaran dengan harga yang jauh lebih murah.
Dalam upaya meringankan beban rakyat, Anwar mengungkapkan pemerintahnya telah menyalurkan lebih dari 1 miliar ringgit secara langsung ke masyarakat. Selain itu, ia memilih untuk tidak mengambil gaji sebagai perdana menteri, hanya menerima tunjangan sebagai anggota parlemen. Menteri-menteri pun dipotong gajinya.
Sebaliknya, gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) justru dinaikkan, dengan kenaikan terbesar dalam 12 tahun terakhir.
Meski harga kebutuhan pokok belum sepenuhnya stabil, Anwar menekankan pemerintah sudah bergerak melakukan reformasi struktural. “Kami sudah membubarkan kartel ayam dan sayur yang selama ini mempermainkan harga,” ujarnya.
Ia juga menuding demonstrasi sebagian didukung oleh kelompok yang berkepentingan, termasuk keluarga mantan perdana menteri yang tersangkut kasus korupsi besar.
Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa komitmennya melawan korupsi sudah ia pegang sejak mahasiswa dan tak akan goyah.
Menutup pernyataannya, Anwar menantang para pesaing politik untuk menjatuhkannya lewat mekanisme parlemen jika memang mayoritas hilang.
“Kalau saya kehilangan dukungan mayoritas, saya akan mundur. Itu pelajaran yang saya ambil dari pengalaman di Indonesia,” tutupnya dengan tegas.
Tinggalkan Balasan