kabarfaktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa stok beras nasional saat ini dalam kondisi aman dan melimpah. Bahkan, jumlahnya disebut sebagai yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.
Amran, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertanian, menyampaikan bahwa dengan kondisi tersebut, tidak boleh ada alasan harga beras di pasar tetap tinggi.
“Stok kita banyak, produksi naik, jadi tidak ada alasan harga beras mahal,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras nasional Januari hingga November 2025 telah mencapai 33,19 juta ton, naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 29,47 juta ton. Hingga akhir tahun, total produksi diperkirakan menembus 34 juta ton.
Sementara itu, stok beras pemerintah per 20 Oktober 2025 yang tersimpan di Perum Bulog mencapai 3,8 juta ton. Dari total tersebut:
-
1 juta ton dialokasikan untuk operasi pasar, dan
-
1,7 juta ton disiapkan sebagai cadangan tambahan yang bisa digerakkan sewaktu-waktu.
Amran menegaskan bahwa harga beras di pasaran seharusnya sudah mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Saat ini, harga beras premium masih berada di angka Rp 15.900 per kg, padahal HET-nya hanya Rp 14.900 per kg.
“Presiden Prabowo sudah perintahkan agar harga beras turun. Jadi semua pedagang, pengecer, dan distributor wajib patuhi HET,” tegas Amran.
Bapanas tidak akan ragu memberikan sanksi bagi pelaku usaha pangan yang tidak mematuhi regulasi harga.
“Jika melanggar, akan diberi surat teguran. Bila tidak diindahkan, izinnya akan dicabut. Itu sudah jelas diatur dalam peraturan pemerintah,” tegas Amran Sulaiman.
Ia pun meminta pengawasan harga diperketat di pasar-pasar tradisional maupun ritel modern guna memastikan distribusi dan penjualan sesuai ketentuan.
Dengan produksi naik dan stok mencukupi, pemerintah berharap stabilitas harga beras bisa segera terwujud dan tidak memberatkan masyarakat.
Tinggalkan Balasan