Program CSA Kementan Mampu Menggenjot Produktivitas Petani Cirebon

Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) adalah salah satu upaya yang tengah dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produktivitas dalam menghadapi perubahan iklim menuju pertanian yang ramah lingkungan.

CSA adalah paket teknologi ramah lingkungan yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui program Strategic Irrigation Modernization Urgent Project (SIMURP).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jika tujuan dari pembangunan pertanian diantaranya adalah peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.

Perubahan iklim dan cuaca ekstrem akan berdampak tidak linier, tidak bisa diprediksi dan tidak berkelanjutan, ujar Mentan SYL.

Mentan juga menegaskan jika Program SIMURP memberikan banyak manfaat untuk petani dan penyuluh.

“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahkan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” tutur Mentan SYL.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan tujuan dari SIMURP adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya yang berada di sekitar daerah irigasi disekitar lokasi SIMURP.

Baca Juga:   Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan Jelang HUT Ke-79 TNI di Monas

Program SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani, khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, paparnya.

Melalui pertanian cerdas iklim SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan pendapatan petani.

Oleh karena itu, dirinya berharap agar penyuluh segera dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah di dapat tentang CSA atau pertanian cerdas kepada petani.

Sebagai penerima manfaat Program SIMURP replikasi Poktan Tengah Wetan Kulon Desa Astanalanggar Kecamatan Losari yang berada di wilayah BPP Pabedilan minggu yang lalu telah melakukan kegiatan ubinan CSA SIMURP, dengan hasil ubinan rata rata 5,5 kg. Untuk GKP (Gabah Kering Panen) 7,9 ton GKP, dikonversi menjadi Gabah Kering Giling GKG menjadi 6,5 ton gkg

Selaku Penyuluh Pertanian pendamping, Fajar mengungkapkan jika teknologi CSA yang telah diterapkan diantaranya adalah penggunaan pupuk organik, pestida nabati, pemupukan berimbang sesuai Perangkan Uji Tanah Sawah (PUTS) dan pengairan berselang.

Baca Juga:   Dukung Indikator Kinerja Utama, Kementan Tingkatkan Kapasitas Kinerja Penyuluh Pertanian Pusat dan Daerah

Di lokasi lainnya hasil ubinan Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Hulubanteng, terungkap jika hasil rata-rata ubinan mencapai 5.772 kilogram. “Untuk GKP (Gabah Kering Panen) 9,236 ton dikonversi menjadi GKG (Gabah Kering Giling) menjadi 7,573 ton, ujarnya.

Fajar mengatakan bahwa hasil ubinan tersebut mengindikasikan bahwa penerapan teknologi CSA memberikan dampak yang positif terhadap para penerima Program SIMURP dan bisa diimplementasikan di musim-musim tanam selanjutnya. (NF)