kabarfaktual.com – Rusia buka suara setelah Israel melakukan serangan udara di sekitar Rumah Sakit Al Aqsa di Gaza, Palestina, yang mengakibatkan kebakaran besar dan membakar warga hidup-hidup awal pekan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengecam tindakan tersebut dan menyampaikan simpati kepada warga Gaza.
“Ini adalah penembakan yang mengerikan. Mereka tak bisa memancing apapun kecuali keterkejutan,” ujar Zakharova dalam konferensi pers pada Rabu (16/10), seperti dikutip Anadolu Agency.
Zakharova turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap agar warga yang terluka dapat segera pulih dari tragedi ini. Dia menyoroti bahwa kekerasan terhadap warga sipil dan serangan terhadap objek sipil tidak dapat dibenarkan.
Tindakan militer Israel, menurut Zakharova, melampaui batas hukum humaniter internasional dan moralitas manusia. “Satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan penduduk Jalur Gaza adalah dengan menghentikan pertempuran,” tambahnya.
Zakharova juga menekankan bahwa Rusia dan banyak negara lain telah berupaya untuk mencari solusi politik yang dapat membawa perdamaian di Gaza. Konflik tersebut, katanya, harus diselesaikan dengan memperhatikan akar masalah berdasarkan hukum internasional.
Selain itu, Zakharova mengkritik Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, yang menolak mengadopsi resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata di Gaza. Ia menyatakan bahwa upaya AS untuk memfasilitasi negosiasi antara Israel dan Hamas sejauh ini belum membuahkan hasil.
Menurut penilaiannya, situasi di Gaza terus memburuk dan mulai berdampak pada negara-negara tetangga seperti Lebanon. Zakharova mendesak AS agar mendukung penghentian agresi di Palestina dan berhenti menghalangi kerja Dewan Keamanan PBB.
“AS harus ingat bahwa mereka, seperti anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya, memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga perdamaian dan keamanan global,” ujar Zakharova tegas.
Serangan Israel di sekitar Rumah Sakit Al Aqsa pada Senin lalu menyebabkan tenda-tenda pengungsi terbakar, membunuh warga yang sedang tidur di dalamnya. Kekejaman ini menambah panjang daftar korban sejak agresi Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023. Akibat serangan membabi buta itu, lebih dari 42.000 warga Palestina telah meninggal, sementara hampir 100.000 orang terluka.