Sukses Tingkatkan Produktivitas Melalui CSA, Kementan Raih Apresiasi World Bank

Perwakilan World Bank berdialog langsung dengan petani terkait penerapan Teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) di Subang-Jawa Barat. (Sumber: Humas Kementan).

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mengapresiasi program-program andalannya. Salah satunya adalah Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Sebagai lembaga pendamping pendanaan program SIMURP, beberapa waktu yang lalu World Bank (WB) melihat langsung implementasi program tersebut di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang Jawa Barat.

Pada kesempatan itu, perwakilan dari World Bank berdialog langsung dengan petani yang tergabung dalam Gapoktan Tani Jaya yang terdiri dari Kelompok Tani Subur Tani, Mekar Muda, Jaya Bakti, Lemah Cai, Mukti Tani I, Mukti Tani II, Setia Karya Bakti dan Putri SHS.

Dari hasil dialog tersebut, petani mendapatkan manfaat positif dari penerapan teknologi CSA. Di antara hasil positif yang didapat adalah meningkatnya produktivitas, biaya produksi yang lebih murah, pertanian yang tak terdampak oleh perubahan iklim dan sukses menekan emisi gas rumah kaca.

Regional Director for Sustainable Development East Asia Pacific, Benoît Bosquet mengaku senang bisa melihat langsung program SIMURP, utamanya capaian CSA yang diimplementasikan di Kabupaten Subang.

“Kami senang bisa melihat secara langsung bagaimana program SIMURP ini diimplementasikan dengan baik di Kabupaten Subang. Kami juga senang bisa mendengar dan melihat langsung kesuksesan program ini di tingkat petani,” kata Benoît didampingi sejumlah delegasi World Bank lainnya saat berdialog dengan puluhan petani, penyuluh dan stakeholder terkait lainnya, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga:   Dorong Pertanian Modern, Kementan Tingkatkan Peran dan Fungsi BPP di Kota Samarinda

Benoît juga mengaku senang program SIMURP secara keseluruhan berjalan dengan baik dan memberi kontribusi positif bagi pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Subang yang tengah dikunjunginya.

“Kami mendengar langsung bagaimana petani mendapatkan hasil yang baik berupa peningkatan produktivitas pertanian mereka. Begitu juga dengan manajemen air yang berjalan dengan baik,” tutur Benoît.

Dan hal yang terpenting menurut Benoît adalah, program SIMURP, khususnya implementasi teknologi CSA berkontribusi besar terhadap mitigasi perubahan iklim dan mampu menekan efek gas rumah kaca.

“Program CSA mampu memitigasi perubahan iklim dan menekan efek gas rumah kaca. Itu dangat luar biasa. Saya kira program ini berjalan sangat sukses sekali di sini. Ini adalah kerja kita bersama untuk mengantisipasi, memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Dan, petani di sini berkontribusi terhadap hal tersebut,” tutur Benoît.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, melalui pertanian cerdas iklim atau CSA program SIMURP, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya.

“CSA terbukti mampu membantu ribuan para petani di daerah. CSA berhasil melahirkan petani-petani cerdas yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim yang selalu berubah-ubah,” ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap kondisi iklim yang terus berubah saat ini. Program SIMURP terintegrasi pada tiga Kementerian atau Lembaga, yaitu Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PPN atau Bappenas.

Baca Juga:   Kementan SYL, Tekankan Pentingnya Keterbukaan Informasi Publik Demi Tingkatkan Ketahanan Pangan

“Teknologi CSA merupakan kunci andalan SIMURP dan memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman dan pendapatan petani,” tegas Dedi.

Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya. Menurutnya, Program SIMURP mampu meningkatkan produktivitas dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca.

“Program SIMURP sekaligus sebagai penguatan fungsi penyuluhan. Kegiatan yang dibiayai SIMURP ini memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan pertanian. Selain terus melakukan penguatan sinergi, koordinasi dan sinkronisasi lintas Kementerian/Lembaga untuk bekerja bersama dalam pembangunan pertanian,” ungkap Bustanul.

Hadir pada kesempatan itu perwakilan dari World Bank, Penyuluh Pertanian Pusat BPPSDMP Kementan, Poktan dan Gapoktan, Kepala Desa Sukamandijaya Ernawati, Pendamping Desa Kecamatan Ciasem, Husni Mubarak dan sejumlah stakeholder serta insan tani lainnya. (BA/NF)