PINRANG – Pembangunan pertanian di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, terus menggeliat. Terlebih sejak kehadiran program Stategic Irrigation and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang dilaksanakan Kementerian Pertanian.
Seperti halnya terlihat pada Rabu kemarin. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang menyelenggarakan sosialisasi Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP.
“Kegiatan dilaksanakan di Desa Lerang, Kecamata Lanrisang,” ujar Syukur Tanri, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, Kamis (1/9).
Syukur memaparkan, CSA merupakan salah satu program turunan dari SIMURP. “Lewat penerapan paket teknologi CSA, petani diajarkan banyak hal mengenai strategi bertani melalui sejumlah pendekatan disiplin ilmu, yang berbasis iklim,” ujar dia.
Syukur menambahkan, paket teknologi CSA SIMURP ini mampu meningkatkan produktivitas hasil panen, khususnya penggunaan benih unggul, seleksi benih dan perlakuan benih (treatment benih), dan penggunaan pupuk organik. “Kami optimis program SIMURP bisa terus mendongkrak pertanian di Kabupaten Pinrang,” jelas dia.
Selain mensosialisasikan sistem pertanian cerdas iklim, Syukur Tanri juga mengajarkan tentang cara-cara membuat pestisida nabati kepada 30 petani yang tergabung dalam kelompok tani Waesullue dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang banyak tersedia di sekitar.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat di buat dengan mudah.
“Tingginya harga pestisida saat ini, akan menambah biaya petani pada saat bercocok tanam. Maka pestisida nabati menjadi pilihan terbaik, selain mudah membuatnya, bahan yang digunakan pun relatif gampang dan murah serta dengan peralatan yang sederhana.” kata Syukur.
Seluruh peserta menyambut baik kegiatan pelatihan pembuatan pestisida nabati ini. Petani terbantu karena pelatihan menambah wawasan dan memberikan solusi dalam menekan penggunaan bahan kimia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat mendukung Program SIMURP, karena melalui CSA yang ramah lingkungungan terbukti dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, meningkatkan Intensitas Pertanian (IP) serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Yang paling pentingnya adalah CSA dapat meningkatkan kesejahteraan petani terutama di Daerah Irigasi (DI) atau Daerah Rawa (DR), ujar Mentan SYL.
Melalui Program SIMURP diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien serta tanpa bergantung pada kondisi iklim yang berubah.
Hadirnya Program SIMURP diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), ujar Mentan SYL lagi.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, akan terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan BPP Kostratani sebagai acuan untuk menciptakan pertanian yang tangguh menghadapi krisis iklim.
Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta mampu memberikan contoh dalam penerapan teknologi CSA. Ini tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang, ujar Dedi. (NF)