kabarfaktual.com – Di tengah pesatnya perkembangan era digital, kenyamanan dalam bertransaksi dan berkomunikasi hadir seiring dengan risiko keamanan yang tak kalah besar. Layaknya pisau bermata dua, kemajuan teknologi digital membawa manfaat, tetapi juga membuka celah bagi tindak kejahatan, terutama penipuan berbasis social engineering.

Apa Itu Social Engineering?

Social engineering adalah taktik manipulatif yang digunakan pelaku kejahatan untuk memperoleh informasi pribadi atau rahasia seseorang. Teknik ini sebenarnya bukan hal baru, namun tetap efektif karena pelaku tak perlu membobol sistem keamanan digital yang kompleks. Cukup dengan memanipulasi psikologis korban agar secara sukarela membagikan informasi penting seperti data perbankan, akun media sosial, bahkan nomor ponsel.

Modus social engineering sangat beragam. Mulai dari berpura-pura sebagai pegawai bank, menawarkan hadiah palsu, hingga memanfaatkan unggahan pribadi korban untuk menebak password atau jawaban pertanyaan keamanan.

Celah yang Sering Dimanfaatkan

  1. Oversharing di Media Sosial
    Tanpa sadar, banyak orang membagikan informasi pribadi seperti tanggal lahir, alamat rumah, hingga foto kartu debit/kredit di media sosial. Informasi ini menjadi “amunisi” bagi pelaku untuk mengakses akun penting Anda.

  2. Password Lemah
    Masih banyak yang menggunakan password sederhana seperti “123456” atau tanggal lahir. Kombinasi semacam ini sangat mudah ditebak oleh pelaku kejahatan digital.

  3. Modus Hadiah Palsu
    Penipu sering kali menawarkan hadiah dengan syarat korban mengisi formulir data diri. Tanpa disadari, data tersebut digunakan untuk mengakses akun atau melakukan tindakan kriminal lainnya.

#JanganKasihCelah Penipuan Digital

Untuk mengantisipasi risiko penipuan social engineering, masyarakat perlu membangun kesadaran digital dan tidak memberi celah sedikit pun kepada pelaku. Salah satu lembaga keuangan yang aktif dalam edukasi ini adalah Danamon. Mereka mengajak nasabah untuk lebih waspada dan tidak mudah tergoda oleh pesan atau panggilan yang mencurigakan.

Tips Aman Hindari Social Engineering:

  • Selalu verifikasi pengirim
    Jangan langsung percaya pada telepon, SMS, atau email dari pihak yang mengaku sebagai bank. Pastikan yang menghubungi adalah akun resmi Danamon atau instansi terkait.

  • Hindari klik sembarangan
    Jangan sembarangan mengklik tautan atau mengunduh file mencurigakan, terutama yang berformat .APK atau PDF dari aplikasi pesan seperti WhatsApp.

  • Gunakan password kuat
    Hindari penggunaan password yang mudah ditebak. Aktifkan fitur two-factor authentication (2FA) untuk perlindungan ganda.

  • Jangan beri data pribadi
    Bank atau lembaga resmi tidak akan meminta data sensitif seperti PIN, OTP, atau password melalui telepon atau pesan.

  • Rutin cek mutasi rekening
    Pantau aktivitas rekening Anda secara berkala untuk mendeteksi transaksi mencurigakan sedini mungkin.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Tertipu?

Jika Anda sudah terlanjur memberikan data pribadi, segera lakukan langkah berikut:

  1. Hubungi Hello Danamon di 1-500-090 untuk pelaporan

  2. Blokir sementara kartu atau akun via aplikasi D-Bank PRO atau minta blokir permanen lewat Hello Danamon

  3. Ganti password dan PIN sesegera mungkin

  4. Cek mutasi rekening untuk deteksi transaksi ilegal

  5. Laporkan kejadian untuk investigasi lebih lanjut oleh tim Danamon

Penipuan digital tidak akan pernah berhenti berkembang. Satu-satunya cara untuk melawannya adalah menjadi pengguna digital yang bijak, waspada, dan tidak mudah tergoda.
Ingat, #JanganKasihCelah kepada para pelaku. Tutup celahnya, tutup peluangnya.