kabarfaktual.com — Krisis militer antara India dan Pakistan kembali memanas setelah India meluncurkan rudal ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5) dini hari waktu setempat. Merespons serangan itu, militer Pakistan menembak jatuh lima jet tempur India, memicu ketegangan serius antara dua negara yang memiliki senjata nuklir.
Angkatan Bersenjata Pakistan melaporkan bahwa serangan India menyasar enam titik di wilayahnya. Namun, sejumlah sumber independen mengklaim jumlah target mencapai sembilan lokasi. Pemerintah Pakistan menyebutkan bahwa mereka akan terus memberikan respons terukur pada waktu dan tempat yang mereka tentukan sendiri.
Konflik ini terjadi di tengah dunia yang sudah disibukkan dengan perang Rusia-Ukraina dan eskalasi agresi Israel di Palestina, menambah kekhawatiran akan ketidakstabilan global yang semakin meluas.
“Tindakan Perang”
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyebut serangan rudal India sebagai “tindakan perang” dan menegaskan hak negaranya untuk melakukan pembalasan.
“Pakistan punya hak memberi tanggapan atas tindakan perang yang dimulai India, dan tanggapan sudah diberikan,” ujar Sharif, dikutip Al Jazeera.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Pakistan juga menuduh India telah mengambil langkah gegabah yang dapat mendorong kawasan menuju konflik besar.
“Langkah India telah membawa dua negara bersenjata nuklir lebih dekat ke jurang perang terbuka,” bunyi pernyataan Kemlu Pakistan.
Data menunjukkan Pakistan memiliki sekitar 170 senjata nuklir, sementara India memiliki sekitar 180. Keduanya terus memperkuat persenjataan strategisnya dan telah beberapa kali melakukan uji coba nuklir.
43 Korban Jiwa
Bentrokan di sepanjang garis perbatasan kedua negara juga telah menelan korban. Total 43 orang dilaporkan tewas dalam serangan dan balasan menggunakan artileri berat. Pemerintah Pakistan mengonfirmasi 31 warga sipil tewas akibat serangan India, dan menyebut 12 korban jiwa berasal dari serangan balasan oleh pasukan Pakistan.
Reaksi Internasional
Komunitas internasional menunjukkan keprihatinan mendalam atas perkembangan situasi tersebut. China, sebagai negara tetangga dekat kedua pihak, menyerukan agar India dan Pakistan menahan diri.
“India dan Pakistan adalah tetangga abadi. Kami menyerukan agar mereka bertindak demi kepentingan kawasan dan tidak memperburuk situasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip Al Jazeera.
Indonesia juga ikut memantau situasi dengan seksama dan menyerukan penyelesaian damai melalui dialog.
“Indonesia mendorong kedua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog sebagai solusi krisis,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut angkat bicara dan menyatakan kesiapannya untuk memainkan peran aktif dalam mencegah eskalasi lebih lanjut.
Tinggalkan Balasan