KUALA LUMPUR – Pelantikan Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) ke-10 Malaysia disambut perayaan oleh para pendukung setianya. Para pendukung Anwar mengaku sempat merinding saat menyaksikan pelantikannya di Istana Negara pada Kamis (24/11) sore waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (24/11/2022), kebanyakan pendukung Anwar mengaku sangat senang karena sang tokoh politik yang didukungnya akhirnya bisa menjabat PM Malaysia setelah sekian lama berjuang keras. Di ibu kota Kuala Lumpur, para pendukung Anwar berada dalam suasana penuh kegembiraan.
“Saya merinding, serius,” tutur salah satu pendukung Anwar bernama Norhafitzah Ashruff Hassan (36).
“Dia berjuang keras untuk diberi kesempatan menjadi PM. Saya harap dia bisa memiliki kinerja yang baik dan membuktikan kemampuannya,” imbuhnya.
Seorang pendukung Anwar lainnya, Muhammad Taufiq Zamri (37), menuturkan dirinya sangat senang.
“Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan senang yang saya rasakan dengan kata-kata,” ucapnya.
Dibutuhkan lebih dari dua dekade bagi Anwar untuk bisa menjabat PM Malaysia. Dia ditunjuk oleh Raja Malaysia menjadi PM baru setelah kebuntuan menyelimuti negara itu selama berhari-hari usai pemilu 19 November berujung parlemen gantung, di mana tidak ada partai yang meraup mayoritas mutlak dalam parlemen.
Pelantikan Anwar telah digelar di Istana Negara pada Kamis (24/11) sore waktu setempat. Dia mengucapkan sumpah jabatan sebagai PM di hadapan Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.
“Saya, Anwar Ibrahim setelah ditunjuk untuk memegang jabatan Perdana Menteri, bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan dengan jujur menjalankan tugas jabatan saya dengan segala upaya saya dan bahwa saya akan mengabdikan kesetiaan saya yang sejati kepada Malaysia,” ucap Anwar saat mengucapkan sumpah jabatannya.
Sebagai pemimpin baru Malaysia yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia tenggara, Anwar dinilai memiliki tantangan besar.
“Tantangan terbesarnya adalah memimpin Malaysia keluar dari kelesuan ekonomi setelah pandemi (COVID-19),” cetus profesor Studi Asia di Universitas Tasmania, James Chin, kepada AFP.(SW)
Tinggalkan Balasan