JAKARTA- Batalnya deklarasi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres pada 10 November lalu merupakan gambaran dari kedunguan Partai yang tak mau protes adanya 20% presidential threshold.

Hal ini diungkapkan pengamat politik Rocky Gerung. Kata dungu yang kerap dilontarkan Rocky Gerung terucap saat mengkritik batalnya deklarasi koalisi pengusung Anies.

Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) itu menilai gagalnya deklarasi pengusung Anies terkait transaksi partai. Tiga partai yang diketahui dalam wacana Koalisi Perubahan adalah Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS.

“Itu bedanya, kalau relawan nggak mungkin gagal kan (deklarasi). Kalau partai pasti ada transaksi,” kata Rocky Gerung.

Menurut Rocky, gagalnya deklarasi koalisi pengusung Anies juga menjadi dampak panjang dari parpol yang tidak memprotes soal presidential threshold (PT) atau ambang batas pencapresan sebesar 20%.

“Karena namanya koalisi itu transaksi yang panjang dan itu kedunguan dari partai-partai yang nggak mau protes 0% (PT),” jelasnya.