Menyikapi perubahan iklim tak menentu, kata Mentan Syahrul, pelaku pertanian dituntut membuat pertanian agar lebih ramah lingkungan sekaligus berdapatasi dengan fenomena alam lainnya, sehingga produktivitas dan keragaman komoditi pertanian bisa dicapai.

Karena pertanian ramah lingkungan juga sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang merupakan implementasi dari RPJMN Prioritas Nasional (PN) 6 tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon, jelas Mentan Syahrul.

“Bentuk-bentuk penerapan pertanian ramah lingkungan antara lain pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA), pertanian terintegrasi (integrated farming), serta pertanian organik,” imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Mendukung Keberlanjutan CSA di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023) mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah.