Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia menjadi BPP Komando Strategis Pertanian (Kostratani). Transformasi ini terus dikawal oleh Kementan beserta jajarannya. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) merupakan institusi pertanian terdepan di lapangan tingkat kecamatan, setiap BPP dibagi ke dalam wilayah-wilayah kerja penyuluh pertanian sebagai lembaga non struktural.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kostratani merupakan gerakan pembaharuan pertanian dimulai dari BPP. BPP merupakan kelembagaan penyuluhan pertanian di kecamatan yang mempunyai tugas, fungsi dan perannya untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
BPP dalam mengawal program-program utama Kementerian Pertanian harus diperkuat, dengan fungsi dan peran Kostratani agar dapat berjalan dengan maksimal untuk mendukung kemajuan pertanian di tanah air.
Mentan SYL juga menegaskan pentingnya peran penyuluh dalam pembangunan pertanian termasuk dalam mengaktifkan kembali fungsi BPP.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang mengatakan Kostratani diharapkan dapat membangun pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju, mandiri, dan modern.
“Kondisi pertanian bagus dan baik ada di penyuluh pertanian, Penyuluh pertanian harus terus mendampingi petani sebagai fasilitator, motivator dan juga inovator,” jelas Dedi.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya pada saat melakukan kunjungan kerja ke BPP Wanadadi dan BPP Rakit di Kabupaten Banjarnegara, Rabu (28/12/2022) mengatakan bahwa Kementan terus mendorong agar BPP mengimplementasikan fungsi dan peran Kostratani sebagai Pusat Data Dan Informasi, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Pusat Pembelajaran, Pusat Konsultasi Agribisnis dan Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan.
“Peran Konstratani agar dapat diimplementasikan sehingga mendukung kegiatan-kegiatan BPP dalam mengawal program pembangunan pertanian dan melayani kebutuhan informasi teknologi pertanian dengan maksimal”, ujar Bustanul.
Selanjutnya Bustanul menyampaikan bahwa dalam upaya meningkatkan produksi para petani dapat memanfaatkan teknologi budidaya cerdas iklim denhan teknonoligi Climate Smart Agriculture (CSA). Teknologi CSA saat ini merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Program SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project) yang berada di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
“Pemanfaatan CSA dimaksudkan untuk meningkatkan kuantitas pertanaman, pendapatan petani dan mengurangi emisi gas rumah kaca, dan diharapkan dengan adanya kegiatan ini kesejahteraan petani berserta keluarganya dapat meningkat”, papar Bustanul.
Kemudian Bustanul juga mendorong kepada penyuluh pertanian agar melakukan pengawalan dan pendampingan kepada petani dalam pemanfaatan pupuk organik melalui kegiatan Sekolah Lapang Pupuk Organik. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk memperbaiki struktur tanah, dan mengantisipasi kelangkaan dan harga pupuk kimia.
“Bustanul menambahkan bahwa Peran Penyuluh Pertanian juga sebagai Formulator. Penyuluh pertanian harus dapat memformulasikan program di wilayah kerjanya, sebagai inovator, berwawasan agribisnis dan cara berbisnis serta mampu mendesiminasikan hasil-hasil inovasi teknologi dan materi informasi yang modern dan mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan dengan peneliti stakeholder lainnya di wilayah kerja masing-masing sehingga permasalahan di lapangan dapat di pecahkan dengan baik.
Turut serta mendampingi Kapusluhtan diantaranya Plt. Kepala Dinas Pertanian Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaaten Banjarnegara dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kepala Bidang Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha.