Investasi IKN Tembus Rp41,4 T, Banyak dari Pengusaha Lokal

JAKARTA – Dana Investasi yang masuk ke dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara mencapai Rp 41,4 triliun. Dana terus dipastikan akan terus bertambah.

“Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono, menyampaikan total dana yang masuk dalam pembangunan IKN mencapai Rp 41,4 Triliun dan jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah Sobat,” demikian keterangan yang diunggah akun Instagram Otorita IKN @ikn_id, dikutip Kamis (4/1/2024).

Akun tersebut juga menyampaikan, hal ini menjadi tanda jika kepercayaan investor semakin kuat terhadap pembangunan IKN.

“Tentu ini adalah kabar yang sangat baik Sobat, karena menandakan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap proses pembangunan IKN,” bunyi keterangan tersebut lebih lanjut.

Investasi IKN ini sendiri sempat membuat debat calon wakil presiden (cawapres) beberapa waktu lalu panas.

Cawapres Gibran Rakabuming Raka awalnya menjelaskan jika proyek IKN ini didanai oleh APBN sebesar 20%. Sementara sisanya dari investor swasta dan investor luar negeri.

Namun, Cawapres Mahfud Md lalu mempertanyakan keberadaan investor tersebut, dan menyebut mereka belum ada yang menanamkan modal di sana.

Baca Juga:   Komisi III DPRD Manado Rapat Dengar Pendapat Bersama Penghuni Rusunawa

Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir berencana melakukan konsolidasi aset-aset BUMN di Kawasan Monas. Erick mengungkapkan bahwa ada sejumlah BUMN yang memiliki aset di kawasan tersebut.
Nantinya aset-aset BUMN itu akan dikonsolidasi di bawah payung property fund.

Hal ini tak lepas dari upaya untuk meningkatkan nilai aset BUMN dan agar tidak terbengkalai.

“Dan tidak mungkin juga aset-aset BUMN yang diingkari 1 di daerah Monas ini juga terbengkalai. Saya berharap property fund ini menjadi sebuah kenyataan. Aset-aset kita dijadikan satu di sini, di bawah property fund,” kata Erick di Instagram pribadinya @erickthohir, Kamis (4/1/2024).

“Aset-aset BUMN yang terletak di sekitar Monas akan ditingkat nilainya layaknya investasi properti,” tambahnya.

Terlebih ibu kota Indonesia akan pindah dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur. Erick menyebut tidak mungkin juga Kementerian BUMN memiliki dua gedung.

“Ini kan kita akan pindah ke IKN. Tidak mungkin BUMN punya gedung kementerian dua,” sebut Erick.

Erick menilai kawasan Monas memiliki nilai yang sangat tinggi, baik di sektor properti maupun data center. Adapun sejumlah BUMN yang punya aset di sana antara lain Telkom, BSI, Danareksa, dan PP.

Baca Juga:   Paloh Merasa Nasdem Tak Lagi Sepaham dengan Jokowi Usai Deklarasi Anies

“Belum lagi wilayah ini pun ada potensi jadi selain property value tapi juga bisa menjadi data centre value. Saya tahu Pertamina ada aset di sini, Telkom ada aset, BSI, lalu Danareksa ada aset, PP ada aset, tentu yang lain-lainnya di wilayah ini juga saya mau konsolidasikan untuk step 1,” pungkasnya.(SW)