kabarfaktual.com – Serangan rudal Iran ke Israel pada 1 Oktober 2024 semakin memperkeruh hubungan kedua negara, memicu ketegangan yang telah berlangsung lama. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Israel melancarkan invasi darat di Lebanon bagian selatan, yang merupakan respons terhadap serangan Israel sebelumnya di Gaza dan Lebanon. Iran mengklaim serangan ini sebagai aksi balas dendam atas pembunuhan sejumlah pemimpin Hizbullah, IRGC, dan Hamas oleh Israel.
Ketegangan ini berpotensi mengarah pada konfrontasi militer langsung antara kedua negara. Kekuatan militer Iran dan Israel memiliki perbedaan signifikan dalam berbagai aspek. Misalnya, angkatan darat Iran memiliki lebih dari 10.513 tank tempur, sementara Israel hanya memiliki sekitar 400. Begitu pula di udara, Israel unggul dalam jumlah pesawat tempur, dengan 345 unit dibandingkan 312 milik Iran.
Di laut, Iran memiliki 17 kapal selam taktis dan armada yang lebih beragam, sementara Israel hanya memiliki lima kapal selam. Namun, dalam hal pertahanan udara, Israel mengandalkan Iron Dome yang mampu mencegat sebagian besar rudal yang diluncurkan Iran.
Perbedaan kemampuan rudal balistik antara kedua negara juga cukup mencolok. Iran memiliki sekitar 12 jenis rudal balistik, termasuk Qiam-1 dan Sejjil-2 dengan jangkauan yang luas. Sementara Israel memiliki beberapa tipe rudal balistik, seperti Jericho 3 yang mampu mencapai jarak 4.800-6.500 kilometer.
Konflik yang terjadi menunjukkan tingginya eskalasi antara kedua negara, dan dunia tengah mencermati kemungkinan terjadinya pertempuran yang lebih besar di masa mendatang.