JAKARTA – Israel dan Iran Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Minggu (14/04), kedua negara saling menuding satu sama lain sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian di Timur Tengah. Kedua negara tersebut meminta Dewan untuk bertindak tegas dan memberlakukan sanksi atas apa yang mereka klaim sebagai tindakan agresi dari pihak lawan.
Duta Besar Israel untuk PBB, dalam pidatonya di sidang tersebut, menegaskan Iran sebagai sponsor teror nomor satu di dunia. Dia menuduh Iran telah memperlihatkan “wajah sebenarnya” sebagai pelaku destabilisasi di wilayah tersebut dan di seluruh dunia. Pernyataan tersebut disampaikan dengan penuh kecaman, menyoroti klaim bahwa aktivitas Iran telah mengganggu stabilitas di Timur Tengah.
Sebaliknya, perwakilan Iran menanggapi tudingan Israel dengan keras. Mereka menegaskan bahwa tuduhan tersebut adalah bagian dari upaya propaganda untuk menutupi agresi dan kebijakan ekspansionis Israel di wilayah tersebut. Iran menyalahkan Israel atas berbagai kekerasan dan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, serta mengecam dukungan Israel terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan rakyat Palestina.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB berada dalam tekanan untuk bertindak menghadapi ketegangan yang semakin meningkat antara dua kekuatan regional tersebut. Para anggota Dewan mengakui pentingnya menemukan solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas di wilayah yang terus menerus dilanda konflik. Namun, dengan retorika yang semakin memanas antara dua negara tersebut, tantangan tersebut semakin kompleks dan memerlukan upaya besar dari komunitas internasional.
Pada gilirannya, negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB menekankan pentingnya dialog dan diplomasi sebagai jalan satu-satunya untuk mengatasi ketegangan yang terus berkembang antara Israel dan Iran. Beberapa negara menyuarakan keprihatinan mereka atas potensi eskalasi konflik yang dapat mengancam perdamaian dan kestabilan di seluruh wilayah. Sementara itu, upaya mediasi dan negosiasi terus dilakukan oleh pihak diplomatik internasional guna mencari titik temu yang dapat menghindarkan Timur Tengah dari bencana yang lebih besar.
