Kemendikbud Targetkan Angka Buta Aksara Turun Menjadi 0,4 Persen pada 2030

Kemendikbud
Kemendikbud Targetkan Angka Buta Aksara Turun Menjadi 0,4 Persen pada 2030

kabarfaktual.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menargetkan penurunan angka buta aksara dan literasi di Indonesia menjadi 0,4 persen pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (SDGs) Indonesia. Buta aksara didefinisikan sebagai ketidak mampuan seseorang untuk membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya.

Dalam unggahan di akun Instagram Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen Pauddikdasmen) Kemendikbud pada Jumat (27/9/2024), disebutkan bahwa penurunan angka buta aksara merupakan bagian penting dari agenda SDGs di tahun 2030. “Sesuai target SDGs, tahun 2030 angka buta aksara menurun menjadi 0,4 persen,” tulis Ditjen Pauddikdasmen.

Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang buta aksara di Indonesia mencapai 1.958.659 orang atau sekitar 1,08 persen. Meski sudah terjadi penurunan, Kemendikbud menyadari tantangan besar yang dihadapi, terutama terkait letak geografis yang sulit dijangkau serta kondisi sosial dan ekonomi yang rendah.

Baca Juga:   Perwako Baru Pembatasan Aktivitas Pelaku Usaha Segera Dikeluarkan

Untuk mengatasi hal ini, Kemendikbud telah merumuskan beberapa strategi, seperti pemutakhiran data buta aksara bersama BPS, penyelenggaraan pendidikan keaksaraan, dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta lembaga masyarakat. Selain itu, program penguatan literasi juga diusung untuk mendukung upaya penurunan angka buta aksara.

Pemerintah juga memberikan bantuan operasional penyelenggaraan (BOS) keaksaraan untuk memastikan masyarakat dapat mengikuti program-program keaksaraan. Proses pembelajaran keaksaraan dibagi menjadi dua tahapan: keaksaraan dasar dan pendidikan keaksaraan lanjutan. Setelah lulus dari jenjang ini, peserta akan menerima Surat Keterangan Melek Aksara (Sukma).

Kemendikbud menekankan pentingnya akses pendidikan bagi semua individu. “Lebih dari 1,9 juta orang Indonesia masih menghadapi tantangan dalam buta aksara dan literasi,” tulis Ditjen Pauddikdasmen, menegaskan komitmen untuk mencapai target di tahun 2030.