Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa diawali temuan varietas baru maka produktivitas dari 2-4 ton/hektar naik menjadi 4-5 ton perhektar.

“Sekitar 15 sampai 75 persen pupuk memberikan kontribusi peningkatan produktivitas. Dengan adanya revolusi hijau berakibat meningkatnya produksi pertanian secara signifikan terutama komoditas makanan pokok”, ujar Kabadan Dedi.

Kabadan menambahkan dampak dari perang Rusia – Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal. Maka dari itu pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakkan.

Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik. Momentum di tengah harga pupuk kimia yang melonjak. Potensi alam kita bisa kita manfaatkan secara maksimal, ujar Kabadan lagi.

Narasumber Ngobras, Saharuddin yang merupakan penyuluh pertanian Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menjelaskan pada paparan materinya tentang pembuatan pupuk dari limbah pertanian (MOL). Fungsi pupuk organik cair diantaranya untuk nutrisi tambahan tanaman, aktivator dekomposer kompos dan nutrisi tambahan ikan, ujar Saharuddin.