TORAJA – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menggaungkan penggunaan pupuk organik. Melalui Program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), Kementerian Pertanian terus mendorong petani untuk melakukan pemupukan berimbang, menggunakan pestisida nabati serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo atau yang akrab disapa SYL mengatakan bahwa kunci meningkatkan produksi pertanian adalah memelihara kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat dipelihara secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik.
“Kita berharap produksi kita akan meningkat jauh bahkan melonjak dari sebelumnya. Caranya satu, perbaiki pupuk kita sekarang jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik,” kata Mentan Syahrul.
Meski demikian, SYL menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditoleransi asalkan tidak berlebihan. Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi. Disisi lain cost produksi bisa ditekan maka keuntungan petani bisa meningkat, di sinilah Genta Organik berperan. Petani dan lahan pertanian menunggu langkah-langkah perbaikan, yang mampu menyelamatkan pertanian Indonesia,” kata Mentan Syahrul.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan genta organik memaksimalkan pestisida nabati, pembenah tanah, pupuk organik sesuai permintaan tanaman dengan pemupukan berimbang.
“Kalau kita tidak bijak dalam pemanfaatan pupuk kimia, agrokimia, pestisida maka tanah dan air kita akan menangis. Cara bijak yang dilakukan dapat melalui genta organik yang dapat menyelamatkan bumi”. ujar Dedi Nursyamsi.
Terbaru, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa menggelar kegiatan Pelaksanaan SL (sekolah Lapang)-Genta Organik yang diikuti oleh 10 kelompok tani dengan jumlah peserta 50 orang. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 15-17 Mei yang bertempat di BPP Tondon, Kec. Tondon, Kab. Toraja Utara, Prov. Sulsel.
SL (Sekolah Lapang) Pertanian Organik dilaksanakan sebagai wadah bagi para penyuluh untuk melakukan transfer inovasi dan teknologi pembuatan pupuk organik kepada petani. Diharapkan wilayah atau tempat pelaksanaan SL dapat secara masif mengimplementasikan dan memanfaatkan pupuk organik melalui penyuluh yang ada di lapangan.
Mufidah Muis selaku Wakil Direktur II yang juga Koordinator Genta Organik, Prov. Sulsel, mewakili Direktur Polbangtan Gowa yang membuka kegiatan SL (sekolah Lapang)-Genta Organik mengatakan.
“Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk anorganik (kimia), melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang”. ujar Mufidah.
Didepan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Koordinator & Penyuluh BPP Tondon, serta anggota kelompok tani, Mufidah menjelaskan mengenai tujuan dari Genta Organik ini.
“Genta Organik sebagai solusi pupuk mahal diluncurkan dengan tujuan menyuburkan tanah, meningkatkan produksi pertanian, mengurangi penggunaan pupuk anorganik, menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan SDA, yang pada akhirnya mendukung terwujudnya Swasembada Pangan Nasional dan Kedaulatan Pangan Nasional”. jelas Mufidah.
Selanjutnya, Lukas Pasarai Datubarri yang merupakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mengatakan bahwa Genta Organik ini bermanfaat bagi keberlanjutan pertanian, yang dimana mengajarkan masyarakat untuk Back To Organik.
“Kegiatan SL (sekolah Lapang)-Genta Organik ini sangat bermanfaat bagi keberlanjutan pertanian kita khususnya di Toraja Utara, karena pastinya akan ramah lingkungan dan juga aman untuk dikonsumsi dalam sehari-hari. Genta Organik atau Gerakan Tani Pro Organik sendiri mengajarkan kita untuk Back to Organik”. kata Lukas.
Salah satu output dari kegiatan SL (sekolah Lapang)-Genta Organik adalah terinputnya data dalam Sisfo Genta Organik. Sisfo (Sistem Informasi) Genta Organik merupakan aplikasi untuk mempermudah proses pengawalan dan pendampingan.
Sisfo Genta Organik memiliki beberapa menu yang harus diisi dan dilengkapi, yaitu koordinasi, wilayah, sekolah lapang, poktan sekolah lapang, peserta sekolah lapang, laboratorium lapang (poktan), penerapan SL (Peserta) dan Farm Field Day (FFD).