“Nah oleh karena kita harus menyepakati semua, maka diperlukan negosiasi yang sangat panjang. Jadi bisa bayangkan bahwa kita melakukan negosiasi sampai beberapa kali putaran, putaran terakhir dilakukan mulai tanggal 10 November sampai 14 November,” kata Retno dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Retno menjelaskan dalam proses negosiasi itu, pembahasan di tingkat negosiator kadang-kadang mandek. Negosiator selanjutnya menyerahkan mandat itu ke pihak yang lebih tinggi.
“Oleh karena itu dari tanggal 10 sampai 14, saya banyak sekali melakukan komunikasi dengan para menteri luar negeri agar kita dapat menyepakati,” ujar Retno.
Retno menyebutkan pembahasan alot tak hanya terkait perang di Ukraina. Namun, menurut Retno, pembahasan beberapa poin deklarasi lain juga tak mudah disepakati.
“Kalau tadi kita sampaikan bahwa deklarasi atau paragraf mengenai masalah geopolitik atau tepatnya Ukraina sulit, bukan berarti paragraf yang lain mudah. Paragraf yang lain tidak juga mudah. Kalau mudah mungkin negosiasinya sudah selesai dari kapan-kapan,” imbuh Retno.
1 Komentar