Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Nomor 2 Diantara Negara G20

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia nomor 2 diantara negara G20. Meski ketimpangan ekonomi jelas terlihat antara gurita orang kaya dan miskin.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ada dibawah Arab Saudi dan diatas negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman dan lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan tidak ada gejolak meski pandemi covid-19 melanda selama dua tahun lebih. Meski stabil tapi daya beli orang menurun saat ini.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20. Kedudukan Indonesia kedua setelah Arab Saudi

Sebagai informasi, anggota G20 di antaranya Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. Bahkan di antara negara G20, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya nomor 2 tertinggi setelah Saudi Arabia. Jadi, dari segi faktor eksternal Indonesia aman,” kata Airlangga dalam keterangan pers yang disampaikan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga:   Dorong Penyuluh Pertanian Tingkatkan Produktivitas, Kementan Sosialisasikan Genta Organik Melalui Beras Sehat

Airlangga juga mengatakan dari kekuatan ekonomi internal Indonesia juga diyakini cukup kuat. Ia pun masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 4,8% sampai 5,2%.

Hal itu disampaikan oleh Airlangga untuk mempertegas bahwa ekonomi Indonesia cukup kuat. Bahkan bukan termasuk dalam 28 negara yang masuk daftar pasien bantuan IMF.

“Bapak Presiden juga menyampaikan sudah ada 28 negara yang masuk untuk memperoleh bantuan IMF dan 14 sudah masuk dalam proses. Dan tentu itu lebih besar daripada krisis di tahun 98 dimana krisis di tahun 98 itu beberapa negara ASEAN butuh bantuan IMF,” tutur Airlangga.(SW)