BOGOR – Camat Cisarua Heri Risnandar menanggapi polemik keberadaan patung Dewi Kencana di lokasi wisata Pakis Hills Puncak, Bogor, Jawa Barat (Jabar) yang menuai polemik. Heri meminta pihak pengelola wisata mempertimbangkan kearifan lokal dalam pengembangan kepariwisataan.
“Terkait isu yang berkembang, kami menyikapi bahwa sebetulnya kita perlu meluruskan, artinya perlu komunikasi antara pihak owner dengan masyarakat yang hari ini menolak,” kata Heri kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).
Heri berharap pengelola dan masyarakat menjalin komunikasi yang baik. Heri berharap polemik timbul hanya karena kesalahpahaman.
“Perlu komunikasi, perlu tabayun dulu, mengenai isu yang berkembang. Mungkin ada kesalahpahaman, perlu kita luruskan. Mudah-mudahan tahapan komunikasi atau tabayun ini bisa dilakukan sehingga kesalahpahaman atau bias informasi dari dua belah pihak bisa diluruskan,” jelas Heri.
Heri juga berharap pihak pengelola mempertimbangkan kearifan lokal sehingga keberadaan objek wisata tidak menuai polemik.
“Di sisi lain, memang berkembangnya objek wisata baru ini juga dibutuhkan masyarakat. Tapi ketika memang ada hal-hal yang mungkin ada sedikit benturan dengan kearifan lokal,” tutur Heri.
Heri meyakini polemik yang timbul tak disengaja. Dia pun berharap ada titik temu untuk masalah ini.
“Artinya mungkin itu tidak disengaja, saya kira juga ini masih bisa dikomunikasikan. Bisa dicarikan titik temu atau bisa mungkin diluruskan,” tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, pihak pengelola wisata di Puncak, Bogor, Jawa Barat, menyebutkan tidak akan membongkar patung Dewi Kencana. Mereka masih menunggu hasil pertemuan dengan ulama dan MUI pekan depan.
“Sementara seperti itu dulu, nggak dibongkar. Iya, nanti ada pertemuan kembali dengan ulama, MUI, dan tokoh lainnya,” kata juru bicara Pakis Hills, Jatnika, hari ini.
Dia berharap dalam pertemuan tersebut ada kesepakatan. Dia menyampaikan pertemuan rencananya dilakukan pada Selasa (30/4).
“Mungkin dari pertemuan itu akan ada kesepakatan, akan seperti apa, nanti diberitahukan. Pertemuannya pekan depan insyaallah hari Selasa,” jelas Jatnika.
Jatnika mengatakan pertemuan dengan ulama, pihak pemerintah, tokoh masyarakat, dan kepemudaan sudah dilakukan. Hal itu dilakukan untuk mengklarifikasi keberadaan patung Dewi Kencana.
“Kita juga pernah bermediasi, bertemu dengan MUI, dengan ulama ustaz. Tim kami juga bergerak untuk klarifikasi,” kata Jatnika.
Jatnika mengatakan, dalam pertemuan tersebut, para tokoh sudah menerima penjelasan pihaknya. Dia lalu mengatakan pihaknya hanya berfokus pada pengembangan wisata.
“Alhamdulillah mereka mengerti, walaupun nanti ada keputusan-keputusan lain, nanti kita menunggu saja dari hasil investigasi mereka. Kalau kami sih fokusnya hanya ke wisata saja,” ujar Jatnika.(SW)