“Satu detik kedengarannya tidak terlalu lama, namun sistem komputasi yang dirancang untuk aktivitas seperti transaksi bursa saham harus akurat hingga seperseribu detik,” Agnew menjelaskan.

Banyak sistem komputer yang mempunyai perangkat lunak yang memungkinkannya menambah satu detik, namun hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk mengurangi satu detik. Manusia perlu memprogram ulang komputer, sehingga menimbulkan potensi kesalahan.

“Tidak ada yang benar-benar mengantisipasi bahwa kecepatan Bumi akan mencapai titik di mana kita mungkin harus menghilangkan detik kabisat,” kata Agnew.

Scambos, mengatakan ‘masalah besar’ dari penelitian ini adalah bahwa hal ini menunjukkan perubahan dari inti Bumi kini cenderung lebih besar daripada tren hilangnya es di kutub, meskipun hilangnya es telah meningkat dalam dekade terakhir.

“Ini adalah momen yang ‘wah’ bagi beberapa aplikasi komputer. Namun bagi kebanyakan orang, kehidupan akan berjalan seperti biasa,” katanya.

Bagi Agnew, temuan ini bisa menjadi alat yang ampuh untuk menghubungkan manusia dengan cara manusia mengubah planet ini.