Menurut Farikh, dalam budidaya sekarang ini, ada perlakukan khusus yang dilakukan petani. Seperti untuk pemupukan menggunakan pupuk organik dan pemupukan berimbang dengan sistim pola tanam jajar legowo.
“Karena Program SIMURP baru masuk 2022, jadi belum semua petani mengaplikasikannya. Namun dari demplot yang ada dari Program SIMURP sudah terlihat dampaknya, produktivitas lebih tinggi dibanding budidaya yang dilakukan seperti biasa. Semoga setelah lihat hasil demplot yang produksinya meningkat, semua petani mau mengaplikasikannya” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Subondo mengatakan, walaupun wilayah binaannya belum menjadi lokasi Program SIMURP, tapi semua penyuluh terus melakukan sosialisasi, karena itu merupakan salahsatu program andalan Kementan.
Subondo mengungkapkan, pola tanam yang dilakukan petani binaannya adalah padi, padi, palawija (kacang hijau) varietas Bima 3 seluas 100ha yang kini menjadi program ekspor dan dibina langsung Direktorat Ikabi. “Di Musim Tanam (MT) kacang hijau ini, cuaca ekstrim, jadi terganggu produksinya”, katanya. (NF)
8 Komentar