“Sebetulnya ini tanggung jawab negara untuk selesaikan masalah ini karena negara itu terima pajak membuat aturan-aturan, bahkan boleh gunakan kekerasan untuk mempertahankan, tapi kita tidak boleh melempar tanggung jawab hanya ke mereka,” ungkapnya.

Padahal, menurutnya, membuang makanan sama dengan merampas hak orang lain. Dia pun meminta para umat Katolik peduli dan mulai dengan hal sederhana, yaitu tidak membuang makanan.

“Misal, saya berjanji untuk tidak menyisakan makanan karena saya makan itu sederhana sekali, semua orang bisa itu. Kadang-kadang matanya lebih besar dari pada perutnya dipesan tapi nanti 3/4-nya dibuang, hanya sedikit saja yang dicicipi, itu termasuk dosa merampas hak orang miskin,” jelas dia.

Suharyo pun berharap di perayaan Natal tahun ini, kepedulian umat semakin besar. Terlebih, kata dia, sudah sejak 2018, lembaga penelitian internasional itu menempatkan Indonesia di nomor 1 di antara 140 negara dalam hal kerelaan berbagi.

“Bukan hanya 2023, sejak 2018 enam tahun berturut-turut lembaga ini tempatkan Indonesia di nomor satu dalam hal kepedulian, kerelaan berbagi,” tuturnya.(SW)