“Pagi-pagi dia menyuruh saya pergi. Saya takut karena hari masih gelap. Jadi saya menunggu sebelum bisa pulang. Dia juga meninggalkan uang untuk saya,” kata Roberto.

“Itu dimaksudkan agar saya tutup mulut. Dan untuk memastikan saya akan datang lagi,” tuturnya

Majalah Belanda itu mengatakan penyelidikannya mengindikasikan Uskup juga melecehkan sejumlah anak laki-laki pada 1980-an ketika dia masih bekerja di sebuah pusat pendidikan.

Terkait Nobel Perdamaian sendiri sesungguhnya justru seharusnya BJ Habibie yang menerima Nobel Perdamaian. Sebab Presiden BJ Habibie lah yang membuat referendum bagi rakyat Timor Leste atau Timor Timur ketika itu tahun 1999.

Dimanapun di dunia, bila suatu negara memberikan rakyat di wilayah yang jadi bagian dari negara itu kemudian diberikan referendum pilihan merdeka, maka pemerintah negara itu layak mendapat Nobel Perdamaian. Saat itu pemerintahannya adalah Presiden BJ Habibie. Jadi harusnya BJ Habibie yang layak menerima Nobel Perdamaian bukan Uskup Belo.(SW)