Beasiswa ADik Bantu Wujudkan Cita-Cita Anak Papua Jadi Dokter Hewan

Beasiswa
Beasiswa ADik Wujudkan Cita-Cita Anak Papua Jadi Dokter Hewan

kabarfaktual.com – Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) memberikan kesempatan besar bagi anak-anak Papua untuk melanjutkan pendidikan di luar daerah, termasuk memilih kota impian mereka. Salah satu penerima manfaat beasiswa ini adalah Amelia Oktofina Sanadi, seorang dokter hewan lulusan Program ADik di Universitas Syiah Kuala, Aceh. Amelia, yang berasal dari Biak dan dibesarkan di Timika, mengikuti program ini pada tahun 2013 dan berhasil lulus sebagai sarjana tahun 2019 serta meraih gelar dokter hewan pada tahun 2021.

Amelia merasakan betul manfaat beasiswa ADik dalam perjalanan kariernya. “Keluarga dan kerabat sangat bangga dengan pencapaian yang saya raih. ADik membantu mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang dokter hewan,” ungkap Amelia, Kamis (19/9/2024).

Mendalami Pengalaman Sebelum Mendirikan Klinik Hewan di Papua

Setelah menyelesaikan studinya, Amelia berambisi mendirikan klinik hewan di Papua. Namun, ia memilih terlebih dahulu mencari pengalaman di klinik hewan di luar daerah. Amelia bekerja di sebuah klinik dokter hewan di Bali selama tiga bulan dan kemudian di Jakarta selama dua tahun. Pada awal 2024, ia memutuskan kembali ke Papua dan bergabung dengan Klinik Hewan WijayaVet di Kota Jayapura, yang dimiliki oleh Drh. Gusti Made Anantawijaya.

Baca Juga:   Alasan Korban KDRT Bertahan dalam Pernikahan Toksik

Sembari bekerja, Amelia terus mengembangkan rencananya untuk mendirikan klinik hewan di Timika. Selain itu, ia juga berusaha meraih beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk melanjutkan studi S2. “Setelah tiga kali gagal lolos seleksi, saya akan terus mencoba,” ungkapnya.

Mengenang Perjalanan Pendidikan di Aceh

Meski awalnya memilih Kedokteran Umum sebagai jurusannya dalam program ADik, Amelia tetap bersyukur bisa menempuh studi Kedokteran Hewan. “Saya bisa menolong hewan, dan bukankah hewan yang sehat juga menentukan kesehatan manusia?” tuturnya.

Amelia mengenang masa-masa kuliah di Universitas Syiah Kuala, Aceh, dengan bangga. Ia terkesan dengan toleransi yang dijunjung oleh masyarakat Aceh, meski hidup di lingkungan yang menerapkan syariat Islam. “Saya tetap dapat melaksanakan ibadah dengan baik, dan masyarakat Aceh sangat menghormati perbedaan,” katanya.

Selama kuliah, Amelia aktif dalam kegiatan seni, terutama seni tari Papua. Ia dan teman-teman sesama penerima beasiswa ADik sering diundang untuk menampilkan tari-tarian khas Papua di berbagai acara, termasuk acara yang diadakan oleh Gubernur Aceh dan Wali Kota Banda Aceh.

Baca Juga:   Dispar Manado Gelar Workshop Pengembangan Tahura Gunung Tumpa

Amelia mengaku banyak belajar dari budaya Aceh, terutama dalam hal tata krama dan cara berpakaian. “Saya belajar untuk bergaul dengan baik dan berpakaian sopan, terutama sebagai seorang wanita,” kenangnya. Pengalaman berkuliah di Aceh memberinya wawasan baru sekaligus menjadikannya lebih kuat dan percaya diri dalam mewujudkan cita-citanya sebagai dokter hewan.