Dorong SDM Pertanian Berdaya Saing, Kementan Optimalkan dan Tingkatkan Kualitas Mutu Karier Penyuluh Pertanian

kualitas pertanian
Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan gelar penilaian dan pengusulan hasil kinerja para Penyuluh Pertanian, pada Kamis s.d Sabtu (2-4 Februari 2023) di Bogor. (Sumber: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) selalu meningkatkan kualitas sdm pertaniannya melalui program-program unggulannya. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan kemampuan sdm pertanian yang profesional, mandiri, memiliki daya saing serta menguasai teknologi.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendukung peningkatan kompetensi SDM bidang pertanian yang profesional dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi salah satunya untuk penyuluh pertanian.

Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern.

Oleh karena itu, bagaimanakah pertanian itu bisa baik, salah satu penentu utamanya adalah penyuluh. Kalian itu penting banget. saya katakan selalu bahkan didepan Bapak Presiden bahwa penyuluh pertanian itu adalah kopasusnya, tim khususnya, penembak jitunya Kementan. “Jadi penyuluh itu gak main-main”, tegas Mentan SYL.

Mentan menegaskan kembali jika penyuluh itu adalah pendamping petani dan sumber informasi bagi petani. Jika penyuluh kebanyakan di kota daripada di desa maka rusak ini karena penyuluh harusnya di desa membimbing petani, penyuluh adalah komunikator, penyuluh itu integrator, penyuluh adalah motivator, penyuluh adalah organisator, penyuluh adalah dinamisator. “Ini terus saya pantau”, tegas Mentan SYL lagi.

Baca Juga:   Penyuluhan Pertanian Menjadi Kunci Membangun Pertanian Lebih Maju

Sedangkan menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa tugas penyuluh sebagai fasilitator, inovator dan juga sebagai konsultan agribisnis.

“Karena yang dibangun pertanian modern dengan cara cerdas dan menghasilkan duit yang banyak, bukan hanya kebutuhan keluarga”, tegas Kepala Badan.

Dedi juga menjelaskan bawa penyuluh yang lengkap yaitu yang mampu melaksanakan tuksi secara lengkap, sebagai fasilitator harus dapat terobosan. “Penyuluh harus mendengar apa yg dikeluhkan petani dan penyuluh adalah penyampung lidah petani”, jelas Dedi.

Dedi sangat berharap penyuluh dapat memberikan motivasi kepada petani bahwa bekerja di pertanian itu ibadah karena menyediakan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia.

Guna menindaklanjutinya, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) melakukan penilaian dan pengusulan hasil kinerja para Penyuluh Pertanian dengan menggunakan sistem Online (DUPAK Online), pada Kamis s.d Sabtu (2-4 Februari 2023) di Bogor. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas seorang penyuluh pertanian sesuai dengan jenjang dan pangkatnya.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya dalam kesempatan tersebut kembali menegaskan bahwa Penyuluh Pertanian mempunyai tugas di garis terdepan. Pusluhtan sebagai instansi teknis melalui tim penilai angka kredit bertugas sebagai pengendali kualitas mutu sdm penyuluh pertaniannya, ujar Bustanul.

Baca Juga:   Tingkatkan Partisipasi Milenial dalam Pertanian, Kementan Gelar Kuliah Umum

Bustanul menambahkan jika penyuluh pertanian merupakan salah satu jabatan fungsional, yang juga dituntut mengumpulkan angka kredit untuk memenuhi pengangkatan, kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan. Dengan adanya sistem Online dalam penilaian DUPAK diharapkan semakin cepat dan tepat waktu, sehingga pelayanan semakin baik dan meningkat sehingga para penyuluh pertanian termotivasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Kedepannya peran penyuluh pertanian sebagai formulator, harus dapat memformulasikan program di wilayah kerjanya sebagai  inovator, berwawasan agribisnis dan cara berbisnis. Disamping juga harus mampu mendesiminasikan hasil-hasil inovasi teknologi dan materi informasi yang modern serta mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, tutup Bustanul. (JK/HV/NF)