Namun, menurut Febri, saat itu Bharada E malah menembak Yosua. FS pun disebutnya panik dan kemudian memerintahkan ajudannya untuk memanggil ambulans.

“FS kemudian panik dan meminta memerintahkan ADC. Jadi sempat memerintahkan ADC untuk melakukan memanggil ambulans dan kemudian FS menjemput Ibu Putri dari kamar dengan mendekap wajah Bu Putri agar tidak melihat peristiwa dan kemudian memerintahkan RR mengantar Ibu Putri ke rumah Saguling. Ini adalah fase pertama rangkaian peristiwa,” tuturnya.

Febri juga mengklaim bahwa awalnya Ferdy Sambo tidak berencana untuk mengkonfrontasi Yosua di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Hal itu, menurut dia, dilakukan FS secara spontan saat melewati rumah yang menjadi saksi pembunuhan itu.

“Jadi pada saat itu FS dari rumah di Saguling adalah pergi badminton namun ketika FS melihat lewat di depan rumah Duren Tiga, sampai lewat beberapa meter jaraknya, dia kemudian memerintahkan sopir untuk berhenti. Meskipun tidak ada rencana pada saat itu ke rumah Duren Tiga. Kemudian FS melakukan klarifikasi terhadap J tentang kejadian di Magelang,” kata Febri.(SW)