Ngobras On The Spot, Kementan Kenalkan Fungsi Pertanian Terpadu Tanpa

Pertanian terpadu
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) On The Spot (OTS) dari Ciomas, Bogor Selasa (17/01/2023). (Sumber: Humas Kementan)

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya atau P4S merupakan lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok. Wadah tersebut diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) diberbagai kesempatan bahwa saat ini pertanian menghadapi tantangan untuk mencukupi pangan bagi 273 jiwa rakyat Indonesia.

Maka, harus dipastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air. Hal ini dapat ditempuh melalui pendampingan petani guna meningkatkan produksi.

“Diantaranya dengan turun ke lapangan untuk sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen serta mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak”, ujar SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) On The Spot (OTS) dari Ciomas, Bogor Selasa (17/01/2023) mengatakan bahwa saat ini BPPSDMP pada tahun 2023 akan mereplikasikan 1.000 demplot dengan pengimplementasikan organik, pengolahan pupuk organik, pendampingan penyuluh pertanian untuk membuat pupuk organik dan pendekatan malalui genta organik

Baca Juga:   Perkuat Ekonomi Bangsa, Kementan Dorong Munculnya Startup Basis Pertanian

Genta organik adalah solusi pupuk dan pestisida mahal serta aman terhadap lingkungan, ujar Kabadan.

Kelebihan pupuk organik pertumbuhan tanaman pelan tetapi pasti, tanaman tidak mudah layu dan bisa dibuat sendiri, sedangkan pupuk anorganik respon tanaman cepat namun tanaman cepat layu, ujar Dedi lagi.

Narasumber Ngobras, Sri Wahyuni merupakan Ketua P4S Swen Inovasi Mandiri. P4S Swen Inovasi Mandiri mengembangkan usaha dengan konsep Small Scale Integrated Farming System dengan Zerowaste yaitu pertanian terpadu tanpa meninggalkan sisa atau sampah, semua dapat termanfaatkan dan mempunyai nilai tambah ekonomi bagi petani, dengan kepemilikan lahan yang tidak terlalu luas menjadi satu rangkaian value chain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Semua limbah organik termasuk limbah rumah tangga, kotoran ternak dan manusia dijadikan biogas, untuk biourine yang telah melalui peningkatan mutu dijual 20 ribu per liter”, jelasnya.

Lebih lanjut Sri Wahyuni mengatakan untuk menunjang ketahanan pangan pertanian yang ramah lingkungan, berkelanjutan maka adanya pertanian terpadu yang Sehat, Aman dan Enak (SAE).

Baca Juga:   Terapkan Program CSA Kementan Untuk Hadapi El Nino, Petani Banyuasin Lakukan Pengukuran GRK

Hadir pada kesempatan itu Kepala Bidang Penyuluhan kabupaten Bogor, Ruhendra yang mengatakan bahwa kita harus mengubah sikap petani untuk mengganti pupuk kimia ke pupuk organik.

“Saat ini kabupaten Bogor sudah membina KWT dengan memberdayakan limbah dapur, limbah rumah tangga yang ada untuk diolah”, ujar Ruhendra.

Selanjutnya Ruhendra mengatakan bahwa ia memberikan apresiasi kepada penyuluh pertanian yang mendampingi petani dilapangan. Diperlukan kesabaran dan semangat penyuluh pertanian, yang pantang menyerah dalam membina para petani. (HVY/NF)