kabarfaktual.com – Mobil listrik dirancang dengan sistem keamanan ketat untuk melindungi komponen kelistrikan agar tetap kedap air.

Namun, jika mobil listrik terendam banjir, penanganannya harus dilakukan dengan cara yang berbeda dibandingkan mobil konvensional.

Langkah Evakuasi Mobil Listrik dari Banjir

Salah satu perbedaan utama mobil listrik adalah keberadaan baterai, yang bisa menimbulkan risiko jika terendam banjir.

Saat mobil listrik terjebak banjir, seperti di area parkir yang mendadak tergenang, pemilik harus mengambil langkah hati-hati.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menunggu hingga air surut sebelum memeriksa kondisi mobil.

Namun, sangat penting untuk tidak menyalakan mobil sebelum dilakukan pengecekan menyeluruh.

Menghidupkan mobil listrik dapat mengaktifkan sistem kelistrikan yang berisiko mengalami kerusakan jika ada komponen yang terkena air.

Selain itu, pemilik mobil listrik dianjurkan segera menghubungi dealer terdekat untuk meminta bantuan derek.

Dengan begitu, mobil dapat diperiksa secara menyeluruh oleh teknisi berpengalaman di lokasi yang lebih aman.

Seberapa Aman Mobil Listrik Menerjang Banjir?

Meskipun mobil listrik memiliki sistem perlindungan terhadap air, batas keamanan tetap perlu diperhatikan.

Sebagai contoh, mobil listrik Neta V diklaim memiliki rating IP68, yang berarti baterainya tahan terhadap debu dan dapat bertahan dalam air dengan kedalaman hingga 1,5 meter selama maksimal 30 menit.

Namun, meski klaim tersebut menunjukkan ketahanan terhadap air, menerjang banjir tetap tidak direkomendasikan tanpa perhitungan matang.

Risiko terbesar adalah kemungkinan air masuk ke dalam kabin, yang dapat merusak interior meskipun baterai tetap aman.

Secara umum, produsen mobil listrik hanya merekomendasikan kendaraan mereka untuk melintasi genangan air setinggi setengah roda.

Hal ini karena posisi baterai pada mobil listrik biasanya terletak di bagian lantai atau kolong mobil, yang menjadi titik hitung ground clearance.

Pada Neta V, misalnya, baterai berada di area dengan ground clearance hanya 130 mm, menjadikannya bagian yang paling dekat ke permukaan jalan.

Potensi Risiko Kerusakan pada Kemasan Baterai

Januar Eka Sapta, Senior Manager After Sales Neta Auto Indonesia, menjelaskan bahwa meskipun kemasan baterai dirancang kuat, ada risiko pelindungnya mengalami kerusakan saat menerjang banjir. Jika pelindung kemasan baterai rusak, air dapat masuk dan merusak komponen penting di dalamnya.

“Iya itu makanya riskan. Tapi kalau bicara (kemasan baterai) pecah kan faktor ekstrem, kalau penyok, lecet tidak ada masalah (melintasi banjir),” ujar Januar.

Dengan memahami risiko ini, pemilik mobil listrik diharapkan lebih berhati-hati saat menghadapi kondisi banjir.

Selalu perhatikan batas ketinggian air yang aman untuk dilalui dan segera lakukan pemeriksaan jika mobil terkena genangan yang cukup tinggi.