kabarfaktual.com – Penasihat pimpinan tinggi Iran, Sayyid Kamal Kharrazi, mengungkapkan bahwa Iran mungkin akan mempertimbangkan pembangunan senjata nuklir jika merasa terancam oleh Israel. Pernyataan ini disampaikan Kharrazi dalam wawancara dengan The Times of Israel yang dirilis pada Kamis (9/5).
Menurut Kharrazi, meskipun penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan militer telah diharamkan oleh Ayatollah Ali Khamenei melalui fatwa pada tahun 2000, kondisi keamanan yang mendesak mungkin memaksa Iran untuk mengubah doktrin militernya.
“Kami belum memutuskan untuk membuat bom nuklir, tetapi jika keberadaan Iran terancam, kami mungkin tidak memiliki pilihan lain selain mempertimbangkan semua opsi kami,” kata Kharrazi, Penasihat pimpinan tinggi Iran. Dia juga menambahkan bahwa Iran memiliki teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan senjata nuklir, tetapi telah memilih untuk tidak melakukannya sebagai kepatuhan terhadap fatwa Khamenei.
Dalam wawancara tersebut, Kharrazi juga menyinggung serangan terbaru antara Iran dan Israel, termasuk serangan drone Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) yang merupakan balasan atas insiden di Damaskus pada 1 April, yang menewaskan dua jenderal Iran. Serangan balasan Israel terjadi pada Jumat (19/4), dengan ledakan yang dilaporkan terjadi di Isfahan.
“Situasi ini menunjukkan betapa tegangnya hubungan saat ini, dan kami harus siap untuk semua kemungkinan,” ujar Kharrazi, Penasihat pimpinan tinggi Iran. “Jika fasilitas nuklir kami diserang oleh rezim zionis, kami akan dipaksa untuk mempertimbangkan kembali posisi kami mengenai non-proliferasi nuklir,” tambahnya.
Pernyataan Kharrazi Penasihat pimpinan tinggi Iran ini menandai sebuah titik kritis dalam ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Israel, menimbulkan kekhawatiran internasional mengenai potensi eskalasi lebih lanjut yang dapat mempengaruhi stabilitas regional dan global.