JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Panca Putra mengusut dugaan korupsi AKBP Achiruddin Hasibuan. Perwira polisi yang membiarkan anaknya melakukan penganiayaan berat terhadap mahasiswa bernama Ken Admiral.
Sahroni mengatakan Irjen Panca bisa langsung berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mencari tahu transaksi di rekening Achiruddin yang sudah diblokir.
“Saya minta Kapolda Sumut menyelidiki si AKBP Achiruddin terkait dari korupsinya, gratifikasinya, dan TPPU-nya. Kapolda bisa langsung berkoordinasi dengan PPATK terkait hal transaksi yang sudah diblokir,” kata Sahroni kepada wartawan. Sabtu (29/4/2023).
“Saya sangat yakin Kapolda Sumut memiliki integritas untuk menjaga institusi Polri lebih hebat ke depannya,” lanjutnya.
Menurut Sahroni, jika dugaan korupsi itu diusut, hal tersebut menunjukkan adanya keseriusan Polri. Sahroni mengatakan hal tersebut dilakukan agar kredibilitas Polri lebih baik.
“Dan ini menjadi contoh kepada seluruh anggota Polri di mana pun berada untuk menjaga kredibilitas personal agar Polri lebih baik dan baik ke depannya. Walaupun tidak mudah, ini adalah wujud keseriusan masing-masing kapolda di daerah,” imbuhnya.
PPATK sebelumnya memblokir rekening eks Kabag Bin Ops Ditnarkoba AKBP Achiruddin Hasibuan. Rekening anak AKBP Achiruddin juga diblokir.
“Iya, benar (diblokir),” kata Kepala Biro Humas PPATK Natsir Kongah kepada wartawan, Kamis (27/4).
Natsir mengatakan pemblokiran rekening AKBP Achiruddin dilakukan karena ada indikasi pencucian uang. Polda Sumut tengah menelusuri harta kekayaan AKBP Achiruddin setelah hobi mogenya disorot.
Kekayaan AKBP Achiruddin mulai disorot setelah anaknya, Aditya Hasibuan, terlibat kasus penganiayaan terhadap seorang mahasiswa bernama Ken. Kini kasus tersebut tengah ditangani Polda Sumut.
Ken Admiral menjadi korban penganiayaan dari anak AKBP Achriuddin, Aditya Hasibuan. Imbas penganiayaan itu sejumlah luka dideritanya.
Dilansir Sabtu (29/4/2023), Ken mengaku matanya mengalami gangguan. Ken mengaku kondisi penglihatannya terganggu imbas dianiaya sadis oleh Aditya.
“Kondisi kesehatan mata, kalau melihat sesuatu yang terang seperti cahaya, itu kadang gampang kering jadi keluar netes air mata. Kadang kalau mau fokus ke objek susah. Kalau fokusnya itu dilihatin lama,” kata Ken.
Penganiayaan kepada Ken Admiral terjadi sekitar lima bulan lalu. Namun, Ken merasa efek sakitnya masih dirasakannya saat ini.
“Kayak bibir dalam pecah. Makan, rahang bengkak jadi susah nguyah. Leher ke kanan kiri, itu kan habis dipijak-pijak, jadi bengkak. Jadi kalau mau lihat ke kanan dan kiri harus pelan pelan,” ungkap Ken.
Kakak dari Ken, Dinda Safay juga bercerita mengenai kondisi adiknya setelah aksi penganiayaan yang terjadi pada Desember 2022 yang lalu. Dinda menyebut Ken harus dibopong saat berjalan.
“Hancur ya (kondisi Ken). Jalan dibopong. Terus dia enggak bisa melihat. Lehernya bengkak. Pelipisnya robek mendapat enam jahitan,” kata Dinda Safay.(SW)
1 Komentar