JAKARTA – Serangan kelompok kriminal bersenjata ( KKB ) Papua di sejumlah kabupaten wilayah Papua menewaskan 18 jiwa selama enam bulan terakhir. Selain warga sipil, para korban juga aparat TNI dan Polri.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri, yang ditemui seusai peringatan ke-77 Hari Bhayangkara di Jayapura, Sabtu (1/7/2023), mengatakan, gangguan keamanan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) menjadi salah satu tantangan yang masih dihadapi Polda Papua. Mayoritas kelompok ini melakukan aksi di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Selatan.
Dari 18 korban meninggal tersebut terdiri dari 10 masyarakat sipil, 6 TNI, 1 Polri, dan 1 dari pihak KKB. Jumlah 75 kasus ini meningkat 24 kasus atau 47.05% dibanding semester I tahun 2022 lalu yang hanya terjadi sebanyak 15 kasus.
Kemudian 75 kasus sepanjang Januari hingga Juli 2023 ini terjadi di 10 wilayah. Kesepuluh wilayah tersebut antara lain Kabupaten Intan Jaya, Pegunungan Bintang, Nduga, Puncak, Yahukimo, Puncak Jaya, Paniai, Lanny Jaya, Boven Digoel, dan Kepulauan Yapen.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan dari 10 daerah yang kerap terjadi aksi KKB tersebut 6 di antaranya mendapat perhatian serius dari pemerintah dan TNI-Polri.
“Tentunya kita berharap di 6 wilayah yang selalu kita amati mulai dari Pegunungan Bintang lari sampai di Intan Jaya, ditambah yang sering menjadi kerusuhan itu di Dogiyai ini bisa kita lakukan pendekatan-pendekatan maksimal,” kata Irjen Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (1/7/2023).
Dia berharap pada semester II atau periode Juli sampai Desember 2023 nanti jumlah kasus tersebut bisa menurun. Apalagi setelah adanya pemekaran daerah otonomi baru (DOB).
“Kalau kita lihat pasca adanya DOB kan semua gangguan yang selalu bersinergi di dalam bergejolak di Jayapura atau kota-kota yang berkaitan dengan isu kemerdekaan kan turun,” ujarnya.(SW)