kabarfaktual.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan signifikan, dengan bursa saham yang merosot antara 7-9%. Penurunan ini semakin menarik perhatian banyak pihak, terutama karena terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global pada periode 2023-2025. Kebijakan pemerintah Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi dinamika pasar, yang pada gilirannya berdampak langsung terhadap IHSG.
Penyebab Penurunan IHSG
Ada beberapa faktor yang memicu penurunan IHSG, dan di antaranya adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah. Berikut adalah lima penyebab utama yang menyebabkan terjadinya tekanan pada pasar saham Indonesia:
1. Kebijakan Ekonomi Terpusat (Monopoli Kebijakan)
Kebijakan ekonomi terpusat yang diterapkan menyebabkan tekanan yang besar pada pasar. Monopoli kebijakan yang memfokuskan pada sektor-sektor tertentu, seperti barang-barang produksi utama (besi, baja, stainless, emas), menghalangi perputaran barang yang lebih cepat di pasar. Hal ini berimbas pada ketidakmampuan pasar untuk bergerak dinamis, menciptakan ketidakseimbangan harga, dan menghambat kemajuan sektor industri.
2. Kebijakan Dana Antara: Monopoli Keuangan
Pengalihan fungsi Bank Indonesia sebagai pengatur cadangan bank dan pengontrol mekanisme keuangan negara ke pusat sentralisasi (Dana Antara) juga berperan dalam menekan pasar. Kebijakan ini memicu monopoli keuangan, menyebabkan sejumlah perbankan kehilangan kontrol dalam menentukan dana cadangan yang vital. Akibatnya, mekanisme pasar menjadi terdistorsi, meningkatkan ketidakpastian dan menurunkan kepercayaan investor.
3. Ketidakmampuan Mengatasi Kecurangan di Sektor Keuangan
Kebijakan sektor keuangan yang ada belum dapat mencegah dan mengatasi masalah pengelapan, kebocoran, dan manipulasi keuangan oleh oknum-oknum tertentu. Praktik manipulasi oleh akuntan publik dan ketidakmampuan pasar dalam mengatasi ketidakpastian ini mengakibatkan kepercayaan pasar menurun tajam. Investor cenderung melepas saham yang dimilikinya untuk menghindari risiko yang lebih besar di masa depan.
4. Kebijakan Moneter yang Tidak Mampu Meningkatkan Kepercayaan Pasar
Kebijakan moneter yang ada tidak cukup mendukung dalam meningkatkan kepercayaan pasar terkait dengan keamanan investasi dan jaminan terhadap dana cadangan. Kekurangan dalam kebijakan ini diperburuk dengan defisit anggaran yang sudah terjadi selama 10 tahun terakhir. Hal ini menambah ketidakpastian yang berujung pada penurunan performa pasar saham Indonesia.
5. Peningkatan Utang Luar Negeri
Peningkatan utang luar negeri Indonesia kepada negara-negara besar seperti Singapura, Jepang, dan China juga membuat investor khawatir tentang ketidakstabilan ekonomi domestik. Ketidakpastian ini menyebabkan aliran dana keluar dari pasar saham Indonesia, dengan investor lebih memilih berinvestasi di pasar saham negara-negara Asia lain yang lebih stabil secara finansial.
Rekomendasi Kebijakan untuk Memperbaiki Ekonomi
Melihat situasi yang ada, ada beberapa rekomendasi kebijakan yang perlu dipertimbangkan untuk mengatasi penurunan IHSG dan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia:
1. Menurunkan Harga BBM
Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan menurunkan harga BBM di dalam negeri. Ini dapat membantu menekan inflasi yang selama ini menjadi beban masyarakat, sekaligus memberi ruang bagi industri dalam negeri untuk bergerak lebih cepat tanpa terbebani biaya produksi yang tinggi. Penurunan harga BBM akan memberikan dampak positif terhadap sektor industri dan daya beli masyarakat.
2. Diversifikasi Sumber Penerimaan Negara
Untuk menambah penerimaan negara, pemerintah dapat meningkatkan kontribusi sektor-sektor selain pajak, seperti pariwisata dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Peningkatan sektor tenaga kerja asing dan TKI juga berpotensi mendatangkan devisa yang dapat memperkuat posisi ekonomi Indonesia.
3. Pengambilan Hak Negara dari Tunggakan Pajak dan Kejahatan Perbankan
Pemerintah perlu meningkatkan upaya pengambilan hak negara dalam hal tunggakan pajak, PNBP, dan hasil dari kejahatan perbankan. Penegakan hukum yang lebih tegas di sektor ini akan membantu meningkatkan penerimaan negara dan memberikan efek positif bagi perekonomian.
4. Regulasi Bank Sentral dan OJK
Pemerintah dan Bank Indonesia perlu melakukan penyesuaian regulasi, terutama dalam mengatur Dana Antara. Regulasi yang lebih ketat dapat mencegah terjadinya shock market yang berbahaya bagi ekonomi Indonesia. Dengan mengelola dana antar lembaga keuangan sesuai mekanisme yang ada, pasar bisa lebih terjaga kestabilannya.
5. Penegakan Hukum dalam Sektor Keuangan
Penegakan hukum yang lebih keras terhadap praktik manipulasi pasar dan kebocoran negara perlu diperkuat. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa kementerian terkait memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam melaksanakan tugasnya, guna memperkuat kepercayaan pasar. Reformasi dalam hal ini sangat dibutuhkan agar pasar finansial kembali sehat.
Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa keluar dari tekanan ekonomi ini. Langkah-langkah strategis dalam mengelola ekonomi domestik, meningkatkan kepercayaan pasar, dan mengatasi permasalahan moneter serta sektor keuangan sangat penting untuk memulihkan keadaan. ***(NFA)
Tinggalkan Balasan