Gelar Pelatihan Bahasa dan Budaya, Kementan Siapkan Mahasiswa/ Alumni Polbangtan dan PEPI Magang di Luar Negeri

pelatihan bahasa

YOGYAKARTA – Bicara pangan tentunya tak ada habisnya, karena selama manusia masih hidup makan pangan menjadi kebutuhan pokok yang harus dj penuhi. Presiden Jokowi menilai pengembangan sektor pangan menjadi penting karena meningkatnya kebutuhan pangan sejalan melonjaknya penduduk di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Untuk mendukung itu berbagai program digulirkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Salah satunya adalah program magang bagi sumberdaya manusia pertanian. Tak hanya didalam negeri, Kementan pun bersinergi dengan berbagai negara-negara yang sukses mengembangkan sektor pertanian seperti Jepang dan Taiwan.

Salah satu sasaran program magang luar negeri Kementan adalah Mahasiswa/Alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI).

Pada berbagai kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendukung dan menotivasi calon peserta magang luar negeri. “Kalian pilihan Tuhan dan Negara. Kalian akan praktik langsung di negara yang mampu mengembangkan sektor pertanian dengan baik seperti Jepang.

Di Jepang hanya 25 persen dari total seluruh negaranya yang digunakan untuk lahan pertanian. Tapi mereka mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor dan yang terpenting menyejahterakan masyarakatnya,” kata Mentan Syahrul.

Baca Juga:   3 Cara Mudah Translate File PDF dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia

Ia meminta peserta magang saat nanti kembali ke Indonesia dapat mengimplementasikan segala hal yang didapat di Jepang. “Ilmunya, etos kerjanya, teknologinya, terapkan nanti di Indonesia,” ucap Mentan Syahrul.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjabarkan bahwa program magang luar negeri merupakan salah satu cara yang ditempuh Kementan melalui BPPSDMP untuk membangun petani-pengusaha milenial yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

“Tentu ini adalah upaya kita sebagai solusi untuk mengantisipasi jumlah petani kolotnial (istilah untuk petani generasi tua) yang jauh lebih banyak, yakni sebesar 71 persen. Sementara sisanya sebanyak 29 persen petani milenial,” kata Dedi.

Mendukung hal tersebut, Polbangtan Yogyakarta Magelang (YoMa) pun membekali calon peserta magang dengan melaksanakan pelatihan bahasa dan budaya Jepang yang dimulai sejak akhir Desember 2022 secara hybrid dengan pengajar dari pihak Persol Jepang dan pendamping dari Indonesia.

Berkesempatan melihat proses pelatihan, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa pelatihan bahasa dan budaya ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan (06/01).

Baca Juga:   Kementan Jadikan Polbangtan Sebagai Pusat Pengembangan Agrisociopreneur Pertanian

” Kami berharap seluruh mahasiswa/alumni yang mengikuti pelatihan ini dapat dengan cepat mempelajari dan memahami pembelajaran”, tegas Santi.

Santi pun berharap semua yang mengikuti pelatihan bahasa dan budaya dapat lolos seleksi dan akan ada mahasiswa/alumni yang akan berangkat magang ke luar negeri.