Hadir di Indonesia, Direktur Global World Bank Beri Pujian Kinerja BPPSDMP

World Bank
Tim World Bank saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi domplot CSA di Binong, Desa Karangsari, Subang, Sabtu (18/03/2023). (Sumber: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus meningkatkan program-program unggulannya, diantaranya melalui program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). SIMURP melalui teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) bertujuan meningkatkan produktivitas, meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghimbau kepada seluruh jajarannya untuk memelihara bumi dari fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini. Melalui Program SIMURP Mentan SYL mengajak Pemerintah Daerah untuk turut serta mensukseskan program Kementan tersebut.

“Pertanian Cerdas Iklim atau CSA SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. Dimana salah satu ciri petani modern adalah memanfaatkan teknologi pertanian modern dengan mengimplementasikan teknologi di lahan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan juga pendapatan petani”, ujar Mentan.

Mentan menambahkan bahwa inovasi teknologi pertanian menjadi andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman serta melestarikan kesuburan tanah sehingga meningkatkan pendapatan dan nilai tambah petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan kembali bahwa teknologi CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP Pusat dan daerah.

Menurutnya, kunci keberhasilan SIMURP adalah kerjasama dan sinergitas dari seluruh pelaku proyek dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Karena kalau salah satunya tidak ada kerjasama yang baik, maka SIMURP akan sia-sia. Dedi mengingatkan, bila ingin proyek SIMURP berhasil, maka harus kerjasama dengan baik.

Baca Juga:   Kementan Tingkatkan Peran Penyuluh Pertanian Melalui Program Genta Organik

Petani dan penyuluh harus menjadi champion di daerahnya masing-masing meskipun proyek sudah berakhir. Harus menjadi agen perubahan guna peningkatan produktivitas, membangun kelembaan ekonomi, memanfaatkan fasilitas, memaksimalkan jaringan irigasi untuk pertanian yang semuanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian.

Kabadan juga mengimbau agar para penyuluh pertanian dan petani mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Menurutnya, dampak dari perang Rusia – Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal.

Maka dari itu pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakan. Program SIMURP selaras dengan Program Kementan yaitu Genta Organik. Ini sangat membantu program pemerintah, salah satunya dengan memanfaatan pupuk organik. Selain itu teknologi yang diterapkan dalam teknologi CSA SIMURP mampu beradaptasi dengan iklim yang ekstrim, ujar Kabadan Dedi lagi.

SIMURP merupakan proyek yang bersumber dari Loan Agreement antar Pemerintah Indonesia dengan World Bank (WB) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Untuk melihat implementasi program tersebut, Tim WB melakukan kunjungan kerja ke lokasi domplot CSA di Binong, Desa Karangsari, Subang, Sabtu (18/03/2023).

Direktur Global World Bank untuk Pangan dan Pertanian, Marten Van Nieukoop mengatakan Tim NPIU SIMURP BPPSDMP dan para petani telah bekerjasama dengan baik mengimplementasikan program tersebut. Beberapa hasilnya sudah dirasakan petani dan sangat mengesankan.

Baca Juga:   Petani Apresiasi Presiden Jokowi dan Mentan Pada Penas XVI 2023 di Padang

Marten mengungkapkan, petani disini telah mengaplikasikan program SIMURP dengan menggunakan teknologi dalam pertaniannya dan hasilnya sangat positif.

Ada peningkatan keuntungan, peningkatan produk dan sangat baik dalam penggunaan air serta irigasi. Itu juga yang saya dengar dari para petani. Dia berharap, program SIMURP dapat membuat petani bahagia karena bisa meningkatan produktivitas dan keuntungan yang besar.

Petani telah menggunakan bio firtilizer dan bio pestisida, ada transformasi dalam agribisnis tertentu sehingga dapat menjual hasil produksinya secara lebih luas di wilayah yang lebih luas sehingga dapat menciptakan bisnis dan lapangan kerja baru. Cakupan sistem monitoring dan evaluasi yang dilakukan dapat mengurangi dampak gas emisi rumah kaca. Mereka sudah dapat mengukur manfaat dan memberikan kontribusi besar bagi proyek ini secara luas, pungkasnya. (SY/NF)