kabarfaktual.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo terkait pemecatan Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia. Hadrian menyebut pemanggilan tersebut dijadwalkan dilakukan pada pekan ini.

“Rencana kami akan mengundang PSSI, lalu Menpora,” ujar Hadrian kepada media, Selasa (7/1/2025). “Kita usahakan minggu ini,” tambahnya.

Hadrian menjelaskan, banyak hal strategis dan masukan dari masyarakat yang perlu dibahas bersama PSSI dan Menpora. Salah satu yang menjadi fokus adalah rencana jangka pendek persepakbolaan nasional.

“Banyak hal strategis, masukan masyarakat terkait rencana jangka pendek persepakbolaan kita yang akan dibahas,” kata Hadrian.

Pemecatan Shin Tae-yong diumumkan oleh PSSI pada Senin, 6 Januari 2025, dalam konferensi pers yang dipimpin Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Jakarta. Keputusan ini memicu perhatian publik karena Shin Tae-yong sebelumnya dinilai berhasil membawa perubahan positif bagi Timnas Indonesia.

Erick menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil demi kebaikan Timnas Garuda. Namun, ia memastikan bahwa hubungan antara PSSI dan Shin Tae-yong selama ini berjalan baik.

“Kalau dilihat, PSSI satu setengah hingga dua tahun terakhir mempunyai program yang sangat konsisten,” ujar Erick. Ia menambahkan bahwa evaluasi mendalam menunjukkan adanya kebutuhan akan perubahan kepemimpinan, mengingat dinamika internal Timnas menjadi perhatian utama.

Pemecatan Shin Tae-yong menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat dan pecinta sepakbola. Banyak yang mempertanyakan alasan di balik keputusan ini, mengingat kontribusi besar pelatih asal Korea Selatan tersebut dalam membangun performa Timnas.

Komisi X DPR RI berharap pemanggilan PSSI dan Menpora dapat memberikan kejelasan mengenai arah kebijakan persepakbolaan Indonesia, termasuk upaya strategis yang direncanakan setelah perubahan kepemimpinan Timnas.

Langkah ini diharapkan menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pembinaan sepakbola nasional dan menjawab harapan masyarakat yang menginginkan kemajuan signifikan dalam olahraga paling populer di Indonesia.