kabarfaktual.com — Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas dan La Ode Ida, dengan akronim LA-IDA, telah dikenal luas di masyarakat karena rekam jejak pendidikan dan pengabdian mereka yang mengesankan.
Riwayat Pendidikan Lukman Abunawas (LA):
Lukman Abunawas menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Kemaraya pada tahun 1969, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Kendari dan lulus pada tahun 1972. Ia menamatkan pendidikan di SMA Negeri Teladan pada tahun 1975. LA melanjutkan studi DIII di STIA LAN Ujung Pandang jurusan Administrasi Negara pada tahun 1983, kemudian memperoleh gelar S1 Administrasi Negara di Universitas Halu Oleo pada tahun 1986. Gelar Sarjana Hukum diraihnya dari Unsultra pada tahun 1999, diikuti oleh gelar Magister Manajemen Perkotaan dari Unhas pada tahun 2000, dan Magister Hukum dari Unsultra pada tahun 2007. LA meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan di Universitas Satya Gama Jakarta pada tahun 2014, dan gelar Doktor kedua dari Unhas pada tahun 2018.
Jejak Pengabdian Lukman Abunawas:
Kariernya di birokrasi dimulai dari posisi Kepala Desa dan Sekcam pada tahun 1989-1990, kemudian Camat Wawotobi (1990-1996), dan menjabat sebagai Bupati Kendari (2003-2008). LA juga pernah menjadi Bupati Konawe (2008-2013), Kepala Badan Diklat Provinsi Sultra (2013), Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Hukum (2013-2014), Sekda Sultra (2014-2018), serta Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023.
Riwayat Pendidikan La Ode Ida:
La Ode Ida menyelesaikan studi S1 di IKIP Jakarta jurusan Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan pada tahun 1985. Ia kemudian meraih gelar Magister Sosiologi dari UI pada tahun 1995, dan gelar Doktor Sosiologi dari UI pada tahun 2002. La Ode Ida juga memperkaya pengetahuannya melalui berbagai pendidikan dan pelatihan non-formal di luar negeri yang berfokus pada isu lingkungan hidup.
Jejak Pengabdian La Ode Ida:
Karier La Ode Ida dimulai sebagai dosen di Universitas Halu Oleo (1988-2001) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) (2001-2004). Pada tahun 2002, ia turut mendirikan jurusan Sosiologi di UNJ. Setelah itu, La Ode Ida menjabat sebagai anggota DPD RI dari 2004 hingga 2014 dan menduduki posisi Wakil Ketua DPD RI. Dari tahun 2016 hingga 2021, ia menjadi komisioner Ombudsman RI, dan pada tahun 2010, ia menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden RI.
Visi-Misi LA-IDA:
Pasangan LA-IDA mengusung visi “Terwujudnya Masyarakat Sultra yang Aman, Maju, Berkelanjutan, Adil, dan Sejahtera 2025-2030.” Untuk mewujudkan visi tersebut, mereka menetapkan lima misi utama:
- Meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan, agama, kebudayaan, IPTEK, kesehatan, inklusi, dan disabilitas.
- Menguatkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, termasuk ekonomi kreatif dan usaha baru bagi milenial dan Gen Z, serta peningkatan usaha bagi petani, peternak, nelayan, dan UMKM.
- Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien, transparan, dan akuntabel.
- Meningkatkan tata kelola sumber daya dan lingkungan hidup yang berkelanjutan di berbagai sektor, seperti pertambangan, perikanan, kehutanan, dan energi terbarukan.
- Meningkatkan dan pemerataan infrastruktur yang menunjang aktivitas dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, transportasi, pariwisata, dan akses internet.
Pasangan LA-IDA hadir dengan rekam jejak dan visi yang kuat, siap memimpin Sulawesi Tenggara menuju masa depan yang lebih baik.