kabarfaktual.com – Seorang anggota organisasi masyarakat (ormas) berinisial T (45) mengaku memperoleh penghasilan hingga Rp 7 juta per bulan dari praktik pemerasan tarif parkir liar di sejumlah titik di Jakarta Pusat. Pengakuan ini disampaikan langsung oleh T dalam konferensi pers yang digelar Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Danny Yulianto, Senin (12/5/2025).

“Ya, sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta,” ujar T saat ditanya mengenai pendapatannya dari aktivitas tersebut.

T diketahui baru bergabung dengan ormas itu selama lima bulan terakhir. Sebelumnya, ia bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah kelab malam di Jakarta. Saat ini, T mengaku hanya berstatus BKO (Bantuan Kendali Operasi).

“Sekarang sudah enggak (kerja di kelab), tapi BKO saja, Pak,” katanya.

Ia berdalih bergabung dengan ormas demi “mencari saudara dan bersilaturahmi”, namun mengakui bahwa praktik pemerasan dilakukan karena kebutuhan ekonomi.

“Iya, karena BKO doang. Jadi, kalau kerja (di kelab malam) sudah enggak lagi,” ujarnya.

T ditetapkan sebagai tersangka bersama delapan anggota ormas lainnya atas dugaan praktik pemerasan serupa. Penangkapan dilakukan di beberapa lokasi berbeda selama tiga hari berturut-turut, yakni:

  • Jumat (9/5/2025) di area parkir Mal Thamrin City, Jalan Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat.

  • Sabtu (10/5/2025) dan Minggu (11/5/2025) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Kesembilan pelaku dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

Penangkapan para pelaku merupakan bagian dari Operasi Berantas Jaya 2025, yang dilaksanakan selama 15 hari, sejak 9 hingga 23 Mei 2025. Operasi ini digelar oleh Polda Metro Jaya guna memberantas praktik premanisme di wilayah ibu kota.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menegaskan bahwa operasi ini tidak akan memberi ruang bagi tindakan premanisme dalam bentuk apa pun.

“Tidak ada toleransi dan tidak ada pengecualian,” tegas Irjen Karyoto saat apel gelar pasukan di Lapangan Silang Monas Selatan, Jumat (9/5/2025).

Operasi ini melibatkan total 999 personel gabungan, terdiri dari:

  • 663 personel Polri

  • 306 personel TNI dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara

  • 30 personel Pemprov DKI Jakarta

Tujuannya adalah menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang lebih aman dan kondusif, khususnya di kawasan-kawasan rawan tindakan premanisme.